TANGSEL, POSKOTA.CO.ID – Rencana kebijakan pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk menjadikan rumah kos-kosan sebagai tempat karantina terpusat menuai pro-kontra.
Sejumlah pengusaha indekos menganggap rencana kebijakan tersebut merupakan angin segar bagi para pemilik.
Pasalnya saat diberlakukan kegiatan belajar jarak jauh membuat mahasiswa tidak tinggal di kos-kosan. Hal tersebut membuat pendapat perusahaan indekos turun drastis.
Fajri Kennedy, pemilik kos-kosan yang berada di jalan H. Dalih, kelurahan Cireundeu, kecamatan Ciputat Timur, kota Tangsel mengaku senang atas rencana tersebut.
Baca juga: Airin akan Manfaatkan Kos-kosan Menjadi Tempat Karantina
"Ya tahu sendiri kan sekarang kos-kosan juga sudah sepi. Kalau memang itu bisa menjadi satu solusi buat membantu keuangan pemilik kos, enggak masalah selama dibayar," ujar Fajri saat dihubungi media, Senin (28/12/2020).
Fajri menuturkan jika nanti kebijakan tersebut diaplikasikan, maka dirinya meminta agar Pemerintah Kota Tangsel membuat suatu kesepakatan tertulis.
Hal tersebut sebagai jaminan agar pemilik kos mempunyai kekuatan hukum selama kos-kosannya dipakai untuk tempat karantina.
Dirinya pun meminta agar Pemkot Tangsel untuk terlebih dahulu mensosialisasikan rencana itu kepada warga sekitar.
Baca juga: Jumlah Pasien Covid-19 Melonjak, Pemkot Tangsel Segera Menambah Tempat Karantina
"Ya harus jelas hitam di atas putihnya, dasar hukumnya harus jelas. Ya karena ini menyangkut keselamatan, pasti ada kenaikan harga.
Sementara Mirnawati, pemilik tempat kos yang berada dikawasan Ceger, Jurangmanggu Timur tidak setuju dengan rencana kebijakan itu.
Menurutnya pemanfaatan tempat kos sebagai tempat karantina terpusat di Tangsel malah akan membahayakan warga sekitar.
"Saya sebagai pemilik kosan tidak setuju karena tempat kos itu adanya di lokasi padat penduduk," katanya.
Baca juga: Emil: Wisma Makara UI Depok Tempat Karantina Terbaik di Jabar Bagi Pasien OTG
Hal lain yang menjadi alasan penolakan tersebut, lantaran disekitar tempat kos banyak usaha warga. Dirinya khawatir usaha warga yang lain akan berimbas akibat rencana tersebut.
"Apabila pasien Covid-19 ada di indekos yang ada di padat penduduk, (dikhawatirkan) usaha akan sepi," jelasnya. (toga/tri)