DPR Sebut Indonesia Tak Perlu Buru-buru Adopsi 5G, Ini Alasannya

Minggu 20 Des 2020, 08:00 WIB
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta. (ist)

Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta menanggapi rencana Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berupaya menghadirkan 5G tahun depan.

Bahkan Kemkominfo membentuk gugus tugas untuk mempersiapkannya. Sebanyak tiga operator telekomunikasi, yaitu Telkomsel, Tri dan Smartfren pun sudah mendapat lelang frekuensi 5G ini.

"Kue ekonomi 5G ini sangat besar. Indonesia juga sangat berpotensi bagi pengembangan 5G. Tapi dengan kondisi sekarang, Indonesia bisa-bisa hanya jadi pasar saja," katanya, Minggu (20/12/2020).

Baca juga: Korea Selatan dan AS Luncurkan Jaringan Ponsel 5G Pertama di Dunia

Sukamta  mengatakan, yang menyerok keuntungan dari kue besar tadi hanya 7 negara yakni AS, China, Prancis, Jerman, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris.

"Indonesia hanya mendapat sebagian kecil kue tadi. Jadi, jangan terburu-buru untuk mengadopsi 5G kalau memang belum siap," katanya.

Wakil Ketua Fraksi PKS ini menjelaskan, yang perlu dipersiapkan dengan baik terlebih dahulu, yaitu infrastruktur dan ekosistem 5G.

Baca juga: Program Pemerintah Internet Untuk Semua Dongkrak Pertumbuhan Jakarta

Tingkat penetrasi internet saja belum merata di seluruh pelosok Indonesia. Masih ada daerah-daerah yang hanya bisa menangkap sinyal 2G, bahkan masih ada daerah yang tidak ada sinyal sama sekali.

Sukamta menjelaskan, yang perlu dipersiapkan misalnya frekuensi, persiapan regulasi terkait adjustment terhadap seluruh regulasi terdampak, dan seterusnya. 

Sukamta menyebut, jangan sampai karena belum siap, operator telekomunikasi didorong-dorong adopsi 5G, karena misalnya mungkin monetisasinya belum terlalu menguntungkan, ya justru semakin membuat operator rugi, dan industri tertekan. Kita tidak ingin itu terjadi.

Berita Terkait
News Update