JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen, menanggapi pernyataan Jokowi bahwa sebanyak 95% bahan baku obat masih impor merupakan sebuah ironi bagi bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat terkait tangtangan kesehatan dan Health Security. Pemerintah, kata Nabil, harus mendorong riset-riset bidang medis agar bisa mengurangi aktivitas impor bahan baku obat.
“Indonesia memiliki kekayaan tanaman-tanaman berkhasiat, yang menjadi bahan obat. Juga, aneka kekayaan laut yang bisa dikembangkan sebagai bahan baku obat. Indonesia seharusnya ekspor bahan baku obat, bukan hanya impor," kata Gus Nabil sapaan akrabnya, Minggu (20/12/2020).
Baca juga: Jokowi Akui Hampir 90 % Bahan Baku Obat-Obatan Masih Impor
Ia mengatakan, para dokter, pengusaha, perajin dan masyarakat yang konsern dengan rempah dan obat herbal, harus saling berkolaborasi untuk sama-sama mendorong agar obat herbal bisa mendapat dukungan publik yang lebih luas, terjaga produksinya, dan terjaga kualitasnya.
"Indonesia harus berjaya di bidang obat herbal. Kita punya khazanah tanaman dan rempah-rempah yang sangat bagus untuk obat herbal. Memori jalur Rempah Nusantara, menjadi bukti bahwa negara kepulauan kita adalah surga bagi penikmat obat herbal," ucap Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini.
Dengan dukungan riset dan iklim usaha yang sehat, lanjutnya, obat herbal Indonesia harusnya bisa memasok pasar internasional.
Baca juga: Obat Herbal Indonesia Tak Kalah Manjur Dibanding Produksi China
Untuk itu, paparnya, Indonesia harus bangkit dengan riset-riset obat herbal. Kita punya sumber daya alam melimpah, juga sumber daya manusia yang bagus.
"Potensi ini harus disatukan dengan kebijakan pemeritah, dengan mendukung riset dan pengembangan produk herbal. Kita dukung petani, kita dorong periset, kita temani pelaku industrinya, lalu digarap dengan regulasi yang jelas," katanya.
Bahkan, Indonesia bisa mengambil peluang untuk memasok obat herbal di pasar internasional, jika punya produk yang telah diujicoba dan diakui oleh lembaga kesehatan internasional.
Pihaknya juga mengaku akan mendukung Langkah-langkah dan program PD POTJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, red) di masa mendatang sebagai upaya agar Indonesia berdaulat dari sisi obat-obatan
“Kita akan selalu mendukung yang terbaik. Persoalan terkait regulasi maupun teknis akan kami kawal bersama anggota Komisi IX DPR RI lainnya demi mewujudkan kemandirian obat Indonesia," tutupnya. (rizal/tha)