JAKARTA - Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamat (Gulkarmat) Jakarta Timur, akhirnya memiliki tiga pos baru. Yang lebih beruntung, dua pos yang sudah dibangun itu lahannya merupakan lahan pemberian dari warga.
Ketiga pos pemadam yang baru itu terdapat di kawasan Rawa Bambon, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, sekitar kawasan Kelurahan Pinang Ranti, Makasar dan di Kelurahan Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung yang berlokasi di area Pesantren Al-Hamid. Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan yang langsung meresmikan pos pemadam tersebut.
Kasi Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan, penambahan pos pemadam itu sebagai upaya agar penanganan kebakaran lebih cepat teratasi.
"Penambahan pos ini untuk mempercepat pelayanan masyarakat dan respon time. Jadi ketika menerima laporan kebakaran dan permintaan evakuasi anggota bisa lebih cepat tiba di lokasi," katanya, Selasa (15/12).
Dikatakan Gatot, dari tiga pos baru yang dibangun itu dua diantaranya berdiri di lahan pemberian warga. Seperti di Rawa Babon, Kelapa Dua Wetan yang diberikan warga sekitar, dan di Pondok Ranggon, berada di area Pesantren Al-Hamid.
"Sementara pos yang ada di Pinang Ranti berdiri di lahan milik UPT Terminal Pinang Ranti," ungkapnya.
Ditambahkan Gatot, saat ini meski di 10 Kecamatan Jakarta Timur sudah terdapat sektor atau pos tingkat Kecamatan, namun belum seluruh Kelurahan memiliki pos pemadam.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Jatinegara yang termasuk wilayah padat penduduk, hingga kini belum ada satu pun dari delapan Kelurahan memiliki pos pemadam. "Kedepan mudah-mudahan ada lahan yang bisa dijadikan pos pemadam," ujarnya.
Gatot menambahkan, pihaknya juga masih terus berupaya mencari lahan aset Pemprov DKI Jakarta yang dapat digunakan untuk menjadi pos pemadam.
Karena dengan semakin banyaknya pos, lebih mudah menjangkau lokasi kebakaran. "Target tahun depan bisa dapat 3-5 pos, mudah-mudahan tercapai," tuturnya.
Sekedar informasi, saat ini di wilayah Jakarta Timur, Sudin Gulkarmat baru memiliki 30 pos dan sektor kebakaran. Jumlah itu tak sampai setengahnya dari total kelurahan yang mencapai 65. Padahal angka kebakaran di Jakarta Timur terbilang paling tinggi dan perlu penanganan serius. (Ifand/win)