"Hal itu dibuktikan dengan telah melewati uji klinis fase tiga yang sudah dipublikasikan," imbuh politisi yang juga mantan peneliti ini.
Mulyanto menambahkan, sekarang ini semua mata menyorot ke BPOM. Jangan sampai sebagai Badan Pengawas yang independen dan obyektif BPOM dapat disetir pihak tertentu.
"Ini tidak kita inginkan bersama. Kredibilitas BPOM akan dipertaruhkan. Kalau demikian akhirnya yang dirugikan uang Negara dan rakyat juga," tandas Mulyanto.
Baca juga: Satgas Sebut Nihil Efek Samping dari Uji Klinis Vaksin Sinovac Fase 3
Untuk diketahui sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 dari China telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta (6/12). Vaksin dikemas dalam 33 paket dengan berat bruto 9.229 kilogram. Jumlah vaksin yang diimpor sebanyak 1,2 juta vial dosis vaksin dan 568 vial dosis vaksin untuk contoh pengujian.
Vaksin tersebut diimpor dari Sinovac Life Science Corporate Ltd, Cina, dalam bentuk vero cell dengan nama penerima PT Bio Farma (Persero). Direktorat Jenderal Bea Cukai telah melakukan dukungan keseluruhan untuk pelayanan impor vaksin sesuai PMK 188.
Sebanyak 3 juta vaksin telah dibuat komitmennya oleh pemerintah dengan uang muka 80% telah dibayarkan. Menyusul akan dikirimkan sisanya sebanyak 1.8 juta dosis.
Sementara itu, pihak Sinovac menyatakan bahwa kemanjuran vaksin tersebut belum bisa ditentukan, ujar juru bicara Sinovac seperti dikutip Bloomberg, Selasa (8/12/2020) lalu. (rizal/tha)