SIAPA yang akan memimpin 270 daerah, sudah dapat diduga, usai digelar pilkada serentak, Rabu (09/12/2020) lalu.
Meski melalui hitung cepat, tetapi sudah diprediksi siapa yang akan menjadi gubernur di 9 provinsi. Menduduki kursi bupati di 224 kabupaten dan menjadi walikota di 37 kotamadya.
Siapa pun yang terpilih, itulah aspirasi sebagai persepsi hak pilih.
Kita dapat meyakini bahwa pilkada telah berjalan lancar, jujur dan adil.
Kita juga bersyukur sejumlah paslon telah mengakui keunggulan lawan, bahkan beberapa di antaranya sudah mengucapkan selamat kepada paslon yang unggul dalam hasil hitung cepat (quick count).
Baca juga: Pastikan Pilkada Aman Covid-19
Ini bentuk kedewasaan demokrasi. Yang kalah mengakui kekalahannya, yang menang mengucapkan terima kasih kepada pesaingnya. Sebab, jika tidak ada pesaing, dia tidak akan menang. Dia bisa menang karena ada lawan yang kalah.
Itu pula dalam negara yang menjujung demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, setelah pilkada, usai sudah persaingan. Berakhir pula ajang kompetisi.
Ajang berikutnya adalah bersama membangun negeri melalui daerahnya masing - masing.
Bagi paslon terpilih segera melaksanakan janji- janji kepada konstituennya.
Kita berasumsi, janji yang telah diucapkan adalah baik untuk kemajuan daerah yang dipimpinnya. Untuk menyejahterakan masyarakat. Tentu janji itu dipercaya akan ditepati karenanya dia dipilih.
.png)
.jpg)
