Kasus positif tercatat 516.753 orang pada 26 November 2020. Coba kita hitung berapa dana yang dikeluarkan untuk mengobati semua pasien.
Yang pasti sudah puluhan, bahkan ratusan triliun rupiah.
Jika setiap pasien menghabiskan biaya- sebut saja paling tinggi Rp446 juta, maka anggaran yang tersedot sbb: 516.753 pasien x Rp446 juta = Rp230.471.838.000.000.
Baca juga: Jangan Terpaksa Tatap Muka
Coba kalau uang sebesar itu dibelikan sembako per paket seharga Rp500 ribu, maka akan didapat 460.943.676 paket, melebihi jumlah penduduk negeri kita yang jumlahnya 268.583.016 jiwa.
Artinya seluruh penduduk dapat paket sembako gratis.
Dengan biaya paling rendah sebesar Rp184 juta saja, maka sudah setara dengan 368 paket sembako seharga Rp500 ribu per paket.
Tetapi faktanya kasus positif terus bertambah. Masyarakat masih abai terhadap prokes, pelanggaran masih kita saksikan.
Baca juga: Tak Perlu Menunggu Esok Hari
Dengan terus bertambahnya kasus, berarti duit negara kian habis tersedot untuk biaya perawatan.
Ini belum kerugian bagi si pasien sendiri. Rugi waktu, tenaga dan pikiran.
Kehilangan pendapatan karena tidak bisa bekerja selama dirawat. Belum lagi beban psikologis yang diderita pasien tersebut.