JAKARTA – Serangan ulat bulu membuat warga melakukan penyemprotan secara mandiri.
Namun warga diimbau untuk tidak gegabah meracik cairan pembasmi menggunakan bahan kimia agar tidak mempengaruhi kelangsungan siklus hidup ulat bulu, kata
pengamat Organisme Pengganggu Tanaman, Arif Santoni .
Menurutnya, di musim penghujan ini wabah ulat bulu memang akan terlihat dan ia meminta warga tidak asal meracik cairan pembasmi, karena dikhawatirkan justru bisa membuat ulat bulu kebal.
Baca juga: Cegah Ulat Bulu, Warga Pondok Kelapa Lakukan Penyemprotan Mandiri
"Saat disemprot dan masih ada yang hidup, kemudian menjadi kupu-kupu, pasti bertelur lagi. Nah ulat yang baru itulah bisa kebal," katanya, Rabu (25/11/2020).
Atas hal itu, kata Arif, racikan cairan kimia yang sebelumnya cukup ampuh membasmi ulat bulu justru tidak efektif. Bukan tidak mungkin nantinya pengendalian serangan ulat bulu pun akan menjadi lebih sulit.
"Idealnya tentu pengendalian ulat bulu menggunakan pestisida. Pestisida ini bisa dibeli di toko-toko pertanian, tapi penggunaannya juga tidak bisa asal. Ada takarannya," ujarnya.
Arief meminta warga yang permukimannya diserang ulat bulu, harus segera melapor ke pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas yang menaungi.
Baca juga: Ulat Bulu Kemerahan Menyerang Lingkungan Warga Pondok Kelapa
Dan untuk lingkup Jakarta, warga diimbau melapor ke Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI yang berwenang menangani.
"Jadi meski sudah melakukan penyemprotan mandiri, sebaiknya harus melapor juga," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Warga di Jalan Haji Dogol, RT 06/RW 02, Kelurahan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, diserbu ulat bulu.
Meski sebelumnya sudah dilakukan penyemprotan oleh Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), namun hama ini kembali muncul.
Baca juga: Ulat Bulu Menyerang Depok, Wakil Walikota pun Turun Tangan
Bambang, petugas keamanan RT 06 mengatakan, kedatangan ulat bulu mulai kembali menghantui warganya. Pasalnya, hingga kini warga masih diresahkan serangan ulat bulu yang menyatroni permukiman mereka.
"Waktu itu sudah dua kali disemprot Damkar, tapi ini masih muncul lagi," katanya, Selasa (24/11). (Ifand)