Peraih SATU Indonesia Awards: Remaja di NTT Tak Punya Akses Informasi Pendidikan Seksual

Selasa 24 Nov 2020, 13:08 WIB
Mariana atau akrab disapa Tata bersama rekannya mendirikan Tenggara Youth Community. (ist)

Mariana atau akrab disapa Tata bersama rekannya mendirikan Tenggara Youth Community. (ist)

JAKARTA - Suara tawa anak-anak dan remaja terdengar renyah saat menikmati dongeng yang disampaikan oleh kelompok pemuda asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada sore hari waktu Indonesia bagian tengah.

"Dengan cara seperti ini kami merangkul anak remaja untuk memahami tubuhnya sendiri," ujar Mariana Yunita Hendriyani Opat, Pengedukasi Hak Kesehatan Seksual Anak, yang sekaligus juga pendiri Tenggara Youth Community, Senin (23/11/2020).

Mariana atau akrab disapa Tata bersama rekannya mendirikan Tenggara Youth Community dan mencetuskan program Bacarita Kespro yang ditemukan dengan komunitas antar-desa untuk memberikan edukasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi untuk anak remaja.

Baca juga: Selamat! 11 Pemuda Penggerak Kemajuan Bangsa Raih Apresiasi 11th SATU Indonesia Awards 2020

Edukasi disampaikan dengan metode pembelajaran inovatif seperti mendongeng, permainan edukasi, dan penggunaan alat peraga.

Bacarita Kespro berasal dari kata bacarita dalam bahasa Melayu Kupang berarti ‘bercerita’.

Target program ini adalah remaja yang berasal dari kelompok poor, marginal, socialexcluded, dan underserved.

"Saya menemukan fakta sebagian besar dari 500 remaja di NTT tidak memiliki akses terhadap sumber informasi pendidikan seksual dan komunitas untuk menceritakan persoalan pendidikan seksual. Angka ini selaras dengan beragam persoalan lainnya seperti kasus pelecehan seksual yang masih kerap terjadi atau kehamilan luar nikah di kalangan remaja NTT,” tutur sosok kelahiran Kiupukan pada 3 Juli 1992 ini.

Baca juga: NTT dan Sulteng Catatkan Kabar Baik Covid-19 Pekan Ini

Melihat banyaknya anak dikeluarkan dari sekolah saat menghadapi kasus kehamilan di luar pernikahan, serta minimnya pemahaman orang tua mengenai hak dan kebutuhan remaja, Tata menggerakkan programnya untuk memberikan komunikasi dua arah, di mana peran orang tua dan anak diikutsertakan.

Pendidikan Kesehatan

Selama pandemi, program tersebut juga menyiarkan materi pembelajaran untuk anak-anak muda tentang kekerasan gender dan pendidikan seks usia dini melalui media sosial seperti Facebook. Tujuannya agar konten mengenai kesehatan seksual bisa dipahami dan mudah masuk ke dalam pikir para remaja.

Hal tersebut yang membawa dirinya terpilih sebagai penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2020 bidang kesehatan.

Baca juga: Survei Membuktikan, Pandemi Bisa Mengubah Perilaku Pengguna Internet

Sebagai salah satu juri, Prof. Nila Moeloek dalam acara 11th SATU Indonesia Awards 2020 pada akhir Oktober memberikan penjelasan terkait kesehatan reproduksi adalah hal yang fundamental.

“Apresiasi SATU Indonesia Awards ini menjadi bahan pendukung gerakan kami untuk terus dapat merangkul anak remaja dalam kesehatan reproduksi, harapan kami, kami dapat merangkul komunitas disabilitas,” ujar Tata.

Semangat Tata dalam mengedukasi hak kesehatan seksual anak sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa. (rizal/ys)

Berita Terkait

News Update