JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Satgas Penanganan Covid-19 telah menyiapkan relawan 5.000 pelacak kontak untuk menelusuri kontak erat di tingkat kecamatan sampai dengan Puskesmas.
"Sebab itu, masyarakat diminta untuk terbuka dan mendukung tugas relawan ini," kata Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M.Kes dalam acara konferensi pers di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB, Jakarta, Minggu (22/11).
Hadir dalam acara itu Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp. THT-KL(K), Mars. Acara tersebut ditayangkan melalui youtube BNPB.
Budi menjelaskan, relawan ini akan melakukan pelacakan terjadinya kerumunan yang lebih besar di 10 provinsi tersebut.
Budi juga mengimbau kepada masyarakat yang telah menghadiri kegiatan keagamaan dan pernikahan di Petamburan, Tebet, Mega Mendung termasuk di Bandara Soekarno - Hatta untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Selain itu, lanjut Budi, apabila saat melakukan karantina mandiri di rumah ada gejala terinfeksi Covid-19 seperti, filek, demam, batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan serta hilangnya indra penciuman dan rasa, maka segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat, Puskesmas untuk dilakukan tes swab, atau PCR.
Dalam kesempatan itu, Budi juga mengimbau kepada tokoh agama, tokoh masyarakat untuk memberikan contoh dalam penerapan protokol kesehatan untuk mencegah dan mengendalikan penularan Covid-19.
"Kami mengajak para tokoh agama dan masyarakat untuk kerja sama mengatasi Covid-19," tutur Budi.
Baca juga: Doni Minta Tokoh Masyarakat Tidak Ciptakan Kerumunan
Budi menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan melakukan penguatan pelacakan 1 berbanding 30, artinya satu pasien dengan 30 orang yang melakukan kontak erat yang akan dilacak.
"Pelacakan dilakukan secara agresif sampai tingkat kecamatan, khususnya di daerah dengan adanya kerumunan yang lebih besar di wilayah tersebut," terang Budi.
Dia juga meminta agar selama masa pandemi, masyarakat tidak menggelar kegiatan yang menimbulkan banyak kerumunan orang. Sebab, berkerumun dapat memicu terjadinya penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang dapat berakibat fatal.
"Agar memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat luas dalam penerapan protokol kesehatan. Kita harus bekerja sama dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 agar pandemi segera dapat diatasi,” tegas Budi. (johara/tha)