JAKARTA - Komandan Puspomad Letjen TNI Dodik Wijanarko memastikan akan menindak tegas oknum anggota TNI AD yang terbukti terlibat dalam kasus penembakan pendeta Yeremia Zanambani.
Pendeta Yeremia diduga ditembak oleh oknum anggota TNI pada Sabtu (19/9/2020) saat tengah berada di kandang babi miliknya.
Dodik menjelaskan, hingga saat ini tim investigasi gabungan dari TNI AD dan Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih masih melakukan proses penyelidikan dan penyidikan.
"Kasus kekerasan dan penembakan terhadap korban pendeta Yeremia Zanambani pada tanggal 19 September 2020 masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan oleh tim gabungan, apabila dikemudian hari sudah didapat alat bukti yang cukup akan dilaksanakan proses hukum," kata Dodik di Mampuspomad, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: Polri Kesulitan Ungkap Kasus Penembakan Pendeta Yeremia di Intan Jaya
Dodik menuturkan, selain sedang melakukan penyelidikan dan penyidikan atas kasus penembakan Yeremia, dia juga menaruh perhatian ke satu peristiwa lain. Menurutnya, peristiwa tersebut yakni hilangnya dua orang tahanan di Koramil Sugapa pada 21 April lalu.
Dia memastikan, TNI AD akan menyelesaikan semua kasus yang melibatkan anggota yang melanggar hukum. Penanganan kasus, kata Dodik, dipastikan akan berjalan secara terbuka.
"Yakini bahwa kasus yang telah terjadi dan melibatkan oknum TNI AD akan ditindak lanjuti sesuai ketentuan hukum dengan transparan dan tuntas," ucapnya.
Baca juga: Pangdam Cendrawasih Turunkan Tim Investigasi Penembakan Pendeta Yeremia Zanambani
Terkait kasus inu, Menko Polhukam Mahfud MD sempat membuat sebuah tim khusus yang diberi nama Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya untuk membuat kasus tersebut menjadi terang.
Anggota TGPF terdiri dari 30 orang yang berasal dari berbagai latat belakang dan diketahui oleh Benny Mamoto. (rizal/tha)