JAKARTA - Pakar Kebijakan Publik dari UI, yang juga mantan juru bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha mengatakan antara prioritas kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi Covid-19, memungkinkan untuk memilih keduanya sekaligus.
Hal ini disampaikan Julian dalam diskusi daring Forum Diskusi Salemba bertajuk “Evaluasi Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19” oleh ILUNI UI, Jumat (06/11/2020)
"Ketika ada dua hal yang berhadapan antara kesehatan dan ekonomi. Maka bagaimana yang perlu diprioritaskan? Jika mengambil salah satu, maka yang lain harus dikorbankan. Jika diambil keduanya, saya rasa ini bisa dilakukan di dalam konteks penanganan pandemi," jelas Julian.
Baca juga: Beredar Surat Penerimaan PJLP Sudinsos Jaksel Syaratnya Baca Alquran dan Solat 5 Waktu
Dilihat kondisi sekarang, jika pemerintah memilih untuk menyelamatkan kedua sektor, Julian mengatakan pemerintah memiliki dua pilihan kebijakan.
Pertama, melanjutkan penerapan protokol kesehatan, termasuk penerapan PSBB. Kedua, dengan menganggap keadaan seakan normal meski di tengah keadaan status quo, seraya menunggu vaksin selesai.
"Bila memilih opsi pertama, prioritasnya manusia, tekanannya pada ekonomi. Seperti sekarang, ini bisa menekan jumlah kasus. Negatifnya, hampir pasti berdampak ekonomi, " kata dia.
Baca juga: Puan: New Normal Ekonomi dan Kesehatan Harus Sejalan
"Opsi kedua, menanti vaksin. Vaksin ini menjadi harapan, tapi apakah valid? Kita menunggu vaksin yang belum tentu akurat, padahal waktu adalah hal penting saat ini, " lanjut dia.
Menyikapinya, mantan Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini merekomendasikan sejumlah kebijakan jangka pendek dan jangka menengah penanganan Covid-19.
Jangka menengah, setidaknya hingga akhir 2021, Julian merekomendasikan pemerintah tetap mengutamakan kesehatan masyarakat sambil memberikan bantuan sosial, dan bantuan fasilitas kesehatan.
Baca juga: DPRD DKI: Gage Motor Beresiko Bagi Ekonomi dan Kesehatan Kalangan Menengah Bawah
Bidang usaha juga perlu diberikan suntikan dana termasuk industri strategis yang memiliki banyak tenaga kerja. Selain itu, perlu dibuat paket stimulus dengan mencabut pembatasan ekspor dan impor.
Untuk jangka pendek, Julian meminta pemerintah prioritaskan oemulihan ekonomi pada defisif neraca berjalan, stimulus fiskal, dan melnajitkan pembangunan infrastruktur.
Kemudian, pemerintah perlu menggalakan insentif kredit dengan menempatkankan dana negara pda bank-bank umum. Ini dilakukan untuk meningkatkan leverage dan menjamin pinjaman modal kerja.
Baca juga: Bareskrim Buru Rekan AT Pembobol Rp20 Miliar Uang Nasabah di Maybank
Selain itu, ia juga mengingatkan oemeribtha untuk rutin menjalin komunikasi intensif dengan perusahaan vaksin guna mengetahui perkembangan ke depan. (mita/win)