Ilustrasi Pilkada 2020. (ist)

Pilkada

Pakar: Tidak Etis Lembaga Survei Saling Menyalahkan

Kamis 05 Nov 2020, 08:00 WIB

JAKARTA - Pengamat Politik, Pangi Syarwi Chaniago, menyebutkan bahwa sebagai lembaga survei menilai tidak etis apabila ada tindakan yang menyalahkan lembaga survei lain.

“Iya, makanya saya sebagai lembaga survei tidak etis menyalahkan lembaga orang,” ucap Pangi, Rabu (4/11/2020).

Pangi melanjutkan, bahwa menyalahkan lembaga survei adalah tindakan yang tidak tepat.

“Tidak tepat menyalahkan, karena kalau nanti kita survei kita tidak siap juga untuk dibilang pesanan, dibilang nanti lembaga yang dianggap abal-abal,” kata Pangi lagi.

Baca juga: Ragukan Hasil Survei Cagub Sumbar, Pengamat: Erizal Peneliti atau Politisi

Pangi meneruskan, harusnya sebuah data dijawab dengan menunjukkan data kembali, bukan sekadar opini.

“Ya biar data nanti silakan survei lagi, silakan survei lagi Nasrul Abit, survei lagi Mahyeldi, kan gitu aja,” beber Pangi.

Pangi juga menyebutkan bahwa metodologi dan sample tiap lembaga survei tentunya berbeda, oleh karena itu untuk apa harus meributkan hasil survei orang lain.

“Hasil survei mereka kan punya metodologi sendiri, punya sample sendiri, jadi tidak perlu kita ributkan hasil survei orang, biar saja,” tutur Pangi.

Baca juga: Ini 40 Lembaga Survei yang Diakui KPU

Pada akhirnya menurut Pangi, harusnya kritik dan ketidaksetujuan terhadap hasil survei orang lain dijawab dengan hasil survei juga. “Dijawab dengan survei juga (harusnya-red),” jelas Pangi.

Sebelumnya, Erizal, yang merupakan politisi juga sekaligus peneliti, menyampaikan keberatannya dengan hasil survei Poltracking Indonesia yang baru saja merilis hasil surveinya dengan memenangkan Mulyadi dan Ali Mukhni. Erizal menuduh Poltracking Indonesia menerima pesanan dari Mulyadi-Ali Mukhni. (*/ys)

Tags:
Lembaga SurveipakarPengamat PolitikTidak EtisSaling MenyalahkanPilkada 2020

Reporter

Administrator

Editor