BPS Umumkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2020 Minus 3,49 Persen

Kamis 05 Nov 2020, 20:58 WIB
Ilustrasi. (ist)

Ilustrasi. (ist)

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus 3,49 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dibandingkan triwulan II 2020 perekonomian Indonesia tumbuh positif 5,05 persen.

Sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I sampai dengan kuartal III 2020 masih mengalami kontraksi 2,03 persen.

"Apa yang bisa kita lihat secara kuartalan PDB Indonesia menunjukan pertumbuhan positif dan cukup tinggi yaitu sebesar 5,05 persen dibandingkan kuartal II 2020. Artinya terjadi perbaikan ekonomi yang cukup signifikan dan ini bisa menjadi modal yang bagus untuk melangkah ke triwulan IV 2020," paparnya, Kamis (5/11).

Baca juga: Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III Sudah Membaik

Secara tahunan meskipun ekonomi Indonesia masih mengalami kontraksi 3,49 persen, kontraksinya tidak sedalam kuartal II 2020 minus hingga 5,32 persen.

"Artinya terjadi perbaikan dan tentunya kita berharap di kuartal IV 2020 situasi lebih baik apalagi dengan adanya pelonggaran PSBB," katanya.

Sementara dari sisi konsumsi rumah tangga, pertumbuhannya tercatat minus 4,04 persen, padahal pada periode yang sama tahun lalu konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif 5,01 persen. 

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi DKI Terkontraksi Imbas PSBB, Pemprov Perlu Genjot Investasi

Namun, kontraksi konsumsi rumah tangga membaik dibandingkan kuartal II 2020 yakni minus 5,52 persen.

"Konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2020 ini merupakan sumber kontraksi terdalam. Ini bisa disadari karena bobotnya kepada PDB paling besar sekitar 57 persen, sementara masih mengalami kontraksi," jelasnya.

Kondisi itu tercermin dari konsumsi makanan dan minuman selain restoran minus 0,69 persen, konsumsi pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya minus 4,27 persen, dan transportasi serta komunikasi minus 11,56 persen. Selanjutnya restoran dan hotel minus 10,90 persen, dan konsumsi rumah tangga lainnya minus 2,04 persen.

Berita Terkait

News Update