MASIH ingat peristiwa beberapa waktu lalu, ketika seorang pengemudi mobil mewah mengeluarkan pistol menggertak anak-anak belia sehinga mereka ketakutan? Kayaknya peristiwa di bilangan Kemang, Jakarta Selatan itu bukan satu-satunya aksi koboy jalanan.
Ada beberapa kasus para koboy dengan arogan mementeng senjata api hanya karena persoalan yang sepele. Saling salib atau ya, sedikit senggolan, yang seharusnya bisa dibicarakan dengan dingin. Coba saja hanya disalib sudah marah, naik darah. Padahal apa sih ruginya? Nah,kalau marah apalagi sampai melepaskan tembakan melukai orang lain, apa jadinya? Jadinya, ya persoalan yang sepele bisa menajadi besar.
Secara hukum yang pegang senjata pasti akan salah. Siapa pun dia, anggota sekali pun karena senjata bukan untuk menembak pengendara. Apalagi orang sipil, ya urusannya bisa panjang lebar dah!
Baca juga: Waspadai Cuaca Ekstrem, Waspadai Juga Penularan
Begitulah jalanan, memang banyak banget setannya. Setan selalu ikut campur dan merasuki orang baik-baik, bisa naik pitam dan tak terkendali. Lalu melakukan apa saja pada orang yang juga baik, nggak berdosa bisa kena sasaran kemarahan. Kena marah, dimaki-maki, kena pukul. Apa nggak rugi, tuh?
Kasus belakangan terjadi di Sumatra, ketika rombongan motor gede menganiaya anggota polisi. Coba bayangkan, dengan polisi saja berani, bagaimana sama sipil?
Bung, jalanan itu milik bersama bukan punya moge saja. Betul, moge itu mahal harganya, pastinya yang punya itu orang kaya, tajir melintir, dan orang terpandang, bisa pejabat, pengusaha. Tapi, ingat lho, kalau di jalan raya itu semua pengendara harus mengkikuti aturan jalan. Nggak bisa mentang-mentang. Ingat juga, lho, kalau terjadi sesuatu di jalan, siapa yang menolong, kalau nggak petugas dan juga masyarakat? Begitulah orang tuh harus saling tolong-menolong, jadi jangan arogan, nanti nggak punya kawan, tau? (massoes)