Oleh Harmoko
"Jangan tanya apa yang dilakukan oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang kamu bisa lakukan untuk negara".
Itu kata mutiara John Fitzgerald Kennedy (JFK), Presiden Amerika Serikat ke-35 yang cukup dikenal hingga ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Keterkenalan JFK tidak lepas pula dari kedekatannya dengan Presiden Soekarno, presiden pertama RI.
Bung Karno bukan hanya proklamator dan orator, tapi juga kaya dengan kata-kata mutiara.
Seolah melengkapi yang ditulis sahabatnya Kennedy, Bung Karno pun mengatakan: Hidup bukanlah tentang ‘Aku Bisa’ saja, namun juga tentang ‘Aku Mencoba’. Dan 'Jangan pikirkan tentang Kegagalan, itu adalah Pelajaran.
Jika kedua kata mutiara dari kedua tokoh ini digabung, akan kita dapati makna pesan agar setiap warga tidak hanya meminta dan menuntut kepada negara. Tetapi berikanlah sesuatu untuk kemajuan negeri. Dan untuk bisa memberikan sesuatu harus dicoba dulu. Harus dibuktikan dalam wujud karya nyata.
Dan jika belum berhasil jangan patah semangat, apalagi putus asa. Tapi harus terus dicoba sampai bisa. Kegagalan adalah pelajaran yang sangat berharga. Dengan belajar dari kegagalan itulah kita akan dapat meraih sukses.
Kembali kepada pertanyaan apa yang bisa kau berikan? Jawabnya banyak yang dapat kita berikan asal ada kemauan.
Tentu kemauan untuk mencobanya, bukan hanya sebatas niat di dalam hati dan ucapan semata.
Soal kegagalan itu perkara nanti, lagi pula bagaimana tahu gagal kalau belum mencobanya. Belum melakukannya.
Yang patut diingat mencoba dengan sungguh - sungguh. Bukan coba- coba.
Mencoba dengan penuh percaya diri bahwa kita bisa berbuat sesuatu untuk negeri, untuk lingkungan sekitar. Untuk keluarga, setidaknya berbuat sesuatu untuk kemajuan diri sendiri.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemuda era kini, pemuda milenial dengan karakter digital native.
Melalui penguasaan teknologi digital kian memudahkan menggerakkan partisipasi masyarakat memperkokoh persatuan dan kesatuan. Melawan berita hoax, mengikis embrio disintegrasi, terorisme dan radikalisme.
Kian berpeluang menyebarluaskan opini tentang pentingnya protokol kesehatan 3M di era pandemi ini. Mengemas opini kreatif dan membangun masyarakat mencegah penyebaran Covid-19 melalui kanal- kanal medsos.
Masih banyak lagi ide gerakan sosial yang bisa dikemas oleh pemuda era kini yang dikenal kritis, idealis, kreatif, inovatif dan tak kenal lelah, apalagi menyerah untuk memajukan bangsa dan negara.
Yah, banyak yang bisa dilakukan asal ada kemauan. Utamanya mencoba untuk mewujudkan sebagaimana pesan founding fathers, Soekarno.
Tampilkanlah aksi ketimbang beradu opini. Sekecil apa pun aksi lebih bermakna untuk mewujudkan karya nyata, ketimbang euforia. (*)