Kopi Pagi

Masih Banyak Harapan

Senin 26 Okt 2020, 07:00 WIB

Oleh Harmoko

PANDEMI belum berakhir, tidak tahu pasti kapan akan berakhir. Masalah pun bertambah karena ekonomi belum memulih, meski ada tanda-tanda geliat mulai terlihat. 

Terasa beban kian memberat dan tidak sedikit yang nyaris tak berdaya dan sama sekali tanpa harapan. 

Tetapi ingat, dalam kondisi sesulit apa pun, harapan tetaplah harapan. Harapan harus ada dalam diri kita. Agama apa pun mengajarkan kepada umatnya, pemeluknya menjauhkan diri dari sikap putus asa - putus harapan. 

Mengapa? Jawabnya harapan adalah  kekuatan, bagaikan batu pijakan untuk melangkah mencapai tujuan. Pegangan untuk bergerak meraih sesuatu yang hendak dipetik.

Ya kita boleh saja kecewa dengan apa yang telah terjadi. Karena masalah yang datang bertubi -tubi, tetapi jangan pernah kehilangan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Para filsuf berpesan, ketika posisi yang sulit timbul di mana-mana dan masalah datang bertubi-tubi, hal yang harus kita lakukan ialah tetap mempertahankan harapan sekecil apa pun yang ada di dalam diri.

Jangan biarkan harapan lari karena hal itu akan membuat kita semakin sulit bangkit.

Harapan selalu mampu memunculkan kekuatan besar yang dapat menggerakkan seseorang untuk tegak mewujudkan cita-cita.

Tidak sedikit orang hebat yang mampu tampil di dunia, bermula melangkah dari sebuah keterpurukan. Dari

sesuatu yang kelam.

Lihat saja Oprah Winfrey, salah seorang perempuan terkaya di AS. Kisahnya dari sesuatu yang kelam. Pernah dipecat dari satu stasiun televisi karena kegemukan.

Lihat juga kisah Jack Ma, pendiri perusahaan e-commerce raksasa dan salah satu orang terkaya di China. 

Siapa tahu sebelumnya pernah tiga puluh kali ditolak lamarannya oleh perusahaan.Tapi sekarang lihatlah, Alibaba yang didirikannya jadi salah satu e-commerce terbesar di dunia.

Pelajaran yang dapat kita petik adalah keterpurukan, situasi tersulit, tidak lantas harus membuat orang sukses menjadi putus asa. Mereka perlahan bangkit dan tumbuh besar hingga seperti sekarang ini.

Maknanya mengubah harapan menjadi tekad. Membuat harapan menjadi nyata melalui usaha yang sungguh-sungguh.

Para pejuang tidak hanya  mengajarkan, tapi juga meneladani dan mewujudkan harapan menjadi kenyataan. Perjuangan yang tiada henti hingga berdirilah negeri tercinta ini.

Itu yang disebut menciptakan peluang di tengah tantangan. Mencari celah, di sela masalah.

Di era kini kita harus bisa membuat kreasi di tengah pandemi Covid-19. Bukan pasrah pada masalah, lantas putus harapan. Kita harus meyakini masih segudang harapan dapat tercipta di tengah masih merebaknya virus Corona.

Tak jarang orang - orang yang hebat menemukan harapan pada situasi tersulit - pada hari - hari terkelam.

Harapan itu dikemas sedemikian rupa untuk membuat karya nyata dari hari ke hari tiada henti. 

Ibarat pepatah sedikit demi sedikit lama - lama menjadi bukit.

Hanya saja saat diri sudah berada di posisi atas bukit, tetaplah fokus agar apa yang telah kita capai bisa kita pertahankan.

Ingat! Mempertahankan tidak semudah meraihnya. Butuh ketekunan dan semangat untuk tetap bertahan di posisi yang sudah diraih.

Tetaplah ekstra hati - hati dan mawas diri. Sebab jatuh tergelincir lebih cepat sampai bawah ketimbang membuat bukit. (*).

Tags:
masih-banyak-harapanKopi Pagi

Reporter

Administrator

Editor