JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid turut prihatin dan sedih terkait peristiwa tewasnya siswi SMA di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, akibat bunuh diri.
Siswi malang itu diduga mengalami depresi akibat banyaknya tugas sekolah selama digelarnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menjadi kebijakan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan selama masa pandemi Covid-19.
Menurut Jazilul, pelajaran kurikulum lewat media daring itu belum jelas, mulai dari evaluasi hingga fasilitatornya pun dianggap tidak jelas.
"Ini semua pendidikan kita tanpa skenario. Tidak jelas kurikulum daringnya," ujarnya seusai menghadiri acara sosialisasi empat pilar bersama Ansor di Ciputat,Tangerang Selatan, Senin (18/10/2020).
Baca juga: Siswi di Gowa Bunuh Diri Akibat Depresi Belajar Daring, KPAI Sampaikan Duka Cita
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa ini menilai, pendidikan yang diterapkan saat ini selain berjalan tanpa skenario, para guru juga banyak yang tidak peham mengenai apa itu pendidikan via daring.
Maka dari itu dia menegaskan negara wajib menyelenggarakan sekolah dengan tata cara dan kebijakan yang jelas.
"Belajar daring ini menurut saya kebijakan yang sporadik. Kurikulumnya juga tidak matang, fasilitasnya juga kurang dan gurunya juga belum bisa. Jelas siswanya atau orang tua siswa juga tidak sanggup," katanya.
Baca juga: Kartun Editorial; Belajar Daring Bikin Pusing
Gus Jazil sapaan akrabnya menyebut, adanya bunuh diri siswa itu merupakan bentuk protes keras terhadap kesemrawutan kebijakan belajar daring.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga meminta Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, mengevaluasi PJJ yang dilakukan di wilayah itu.