Baik korban maupun tersangka belum diidentifikasi secara resmi. Media Prancis melaporkan bahwa tersangka adalah seorang Chechnya berusia 18 tahun, lahir di Moskow.
Serangan itu terjadi ketika pemerintah Macron mendorong undang-undang baru yang menentang apa yang disebutnya "separatisme" domestik oleh kelompok radikal Islam yang dituduh mengindoktrinasi orang-orang yang rentan melalui sekolah rumah dan dakwah ekstremis.
Prancis memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa Barat dengan hingga 5 juta anggota. (trb)