JAKARTA - Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Syarif mengaku, beberapa kali pernah menangisi kebijakan yang dibuat Gubernur DKI Jakarta terdahulu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat masih menjabat.
Syarif menceritakan, salah satu kebijakan yang membuatnya menangis adalah ketika Ahok berencana untuk membubarkan angkatan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di tubuh Pemprov DKI Jakarta.
Itu salah satu kebijakan yang paling dia ingat hingga menimbulkan kritik dari berbagai pihak.
Baca juga: Terinfeksi Corona, Ronaldo Rajin Melakukan Ini, Chiellini: Kondisinya Kini Baik-baik Saja
Kebijakan tersebut juga membuat sejumlah aparatur sipil negara (ASN) jebolan IPDN mengeluh, hingga mendatangi ruang kerjanya.
"Menurut saya, kebijakan Ahok itu istilahnya kebijakan bangun tidur. Jadi, setelah bangun tidur langsung bikin kebijakan, sehingga banyak orang yang tersakiti," ungkap Syarif, saat memberikan sambutan peluncuran buku Autobiografinya di Hotel Aryaduta, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (14/10/2020) malam.
Dalam kesempatan itu, Syarif juga menyinggung mengenai judul buku yang diluncurkannya dengan tiga kata sifat 'Tangis Tawa Senyum Catatan Aktivis Tanpa Angkatan'.
Baca juga: Kemendikbud Bekali Mahasiswa Duta Perubahan Perilaku Masyarakat
Dia berharap, ketiga kata sifat itu dapat dia peroleh selama di dunia hingga akhir hayatnya.
"Ketika saya lahir, kemudian orang tua saya tertawa. Dan di akhir hayat saya harapkan terbalik, orang lain menangis dan saya tersenyum. Di tengah perjalanan itu saya ingin meraih ketiganya, kira-kira begitu," katanya.
Syarif mengatakan, buku yang dia tulis ini juga mengulas soal perjalanan hidupnya selama menjadi anggota Parlemen di Kebon Sirih, Jakarta Pusat sejak 2014 lalu.