Baca juga: Doni Monardo Sebut OTG Adalah Pembunuh Potensial
Dia tetap saja rentan, manakala dalam tata pergaulan mengabaikan protokol kesehatan.
Contoh lain yang lebih konkret adalah sejumlah negara maju dan berpenghasilan ekonomi papan atas (dengan kasus corona tinggi).
Di sana, persoalan nutrisi rendah relatif minim. Minim pula persoalan dengan urusan perut.
Baca juga: Ikut Andil Penanganan Covid-19, Bus Sekolah Evakuasi 238 Pasien Selama Sepekan
Mengapa angka covid-19 tinggi? Lebih karena kebiasaan mereka hang-out, bergerombol dan mengabaikan protokol kesehatan.
Contoh lebih dekat di Jakarta, kenapa banyak klaster baru di perkantoran? Sederhana saja penjelasannya.
Banyak kaum pekerja berangkat subuh pulang malam dan selama di kantor berada pada ruang ber-AC, stres dengan pekerjaan.
Baca juga: Non Reaktif, Ratusan Pelajar Terjaring Saat Demo di Depok Dipulangkan
Makan terkadang pesan junk food secara daring, pulang malam sudah letih, terkadang masih harus menyelesaikan pekerjaan kantor atau problem lain di rumah.
Tidak sempat olahraga. Tentu saja, tipikal seperti ini rentan terpapar virus. Apalagi yang berangkat-pulang mayoritas menggunakan kendaraan umum.
Sungguh berbeda dengan Doni Monardo, yang kebetulan berlatarbelakang prajurit Kopassus.