Isolasi di Hotel Pengaruhi Penurunan Hunian Wisma Atlet

Senin 05 Okt 2020, 20:31 WIB
Koordinator RSDC Wisma Atlet, Mayjen TNI dr Tugas Ratmono dan Wakil Ketua Umum PBB Ikatan Dokter Indonesia dr. Slamet Budiarto melalui kanal Youtube BNPB Indonesia, Senin (05/10/2020) / BNPB 

Koordinator RSDC Wisma Atlet, Mayjen TNI dr Tugas Ratmono dan Wakil Ketua Umum PBB Ikatan Dokter Indonesia dr. Slamet Budiarto melalui kanal Youtube BNPB Indonesia, Senin (05/10/2020) / BNPB 

JAKARTA - Ketersediaan hotel sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) dinilai mempengaruhi tingkat hunian di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.

Hal ini disampaikan Koordinator RSDC Wisma Atlet, Mayjen TNI dr Tugas Ratmono, di Media Center BNPB, melalui kanal Youtube BNPB Indonesia, Senin (05/10/2020)

"Kalau melihat pengaruhnya, kalau tadinya isolasi mandiri langsung masuk Wisma Atlet, sekarang ada sebagian masuk ke hotel-hotel, tentunya sangat mungkin mempengaruhi pengurangan tingkat hunian di RSDC," jelas Tugas.

Baca juga: Jumlah Pasien OTG di RSDC Wisma Atlet Mengalami Penurunan

Tugas menambahkan, hal ini sekaligus menunjukkan adanya sinergitas dari berbagai pihak dalam upaya penanganan Covid-19.

"Ini menunjukan suatu sinergitas penanganan Covid-19. Tadinya kami siapkan flat, namun sekarang disiapkan tempat isolasi di hotel, ini merupakan bentuk sinergitas," tambahnya.

Pengurangan jumlah hunian tersebut, lanjut Tugas, kemudian akan berdampak kepada beban tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet. Hal ini dianggap Tugas sebagai salah satu gambaran perlindungan terhadap tenaga kesehatan.

"Ini akan memberikan pemerataan. Kalau tidak ada (hotel) tingkat hunian di sini bisa 90 sampai 95 persen. Ini tentunya akan memberikan beban tenaga kesehatan. Dengan jumlah yang menurun, maka beban mereka juga turun," katanya.

Baca juga: Erick Thohir: Tenaga Medis Prioritas Mendapat Imunisasi Vaksin Covid-19

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PBB Ikatan Dokter Indonesia, dr. Slamet Budiarto menyampaikan penurunan pasien akan meringankan kerja dokter.

"Profesi dokter tentunya memiliki naluri kemanusiaan yang tinggi tidak terbatas waktu. Meskipun semangat juangnya tinggi, tapi jika pasien overload tentunya akan kelelahan. Dengan penurunan pasien, maka akan meringankan kerja dokter," kata Slamet di acara yang sama. (Mita/tha)

Berita Terkait
News Update