JAKARTA – Niat baik terkadang tidak selalu disambut baik oleh mereka yang ditolongnya. Kondisi inilah yang kerap dialami Gebyar Ayu Ratih Kartika, perawat pasien Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Bersama sejumlah perawat lainnya, Ayu bertugas merawat para pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah di wilayah Kecamatan Koja.
"Kami di Puskesmas Kecamatan Koja tidak merawat inap, tapi saya dan tim penyelidikan epidemiologi melakukan tracking baik suspek maupun probable. Bila ada pasien positif dan memungkinkan untuk dilakukan isolasi mandiri, tugas kami lah melakukan monitoring pasien," ucapnya, kepada Pos Kota.
Selama melakukan monitoring pasien Covid-19 yang isolasi mandiri tersebut, ada saja pasien bandel dalam artian mereka tetap beraktivitas ke luar rumah untuk bekerja . Monitoring pun, dilakukan melalui pesan Whatsapp, telepon hingga Video Call.
"Pada saat akan dihubungi itu, ada saja pasien yang memblokir tidak dapat dihubungi . Dan kita pun terpaksa datangi, tapi pasien pun kembali melakukan penolakan dengan menutup pintu," ungkapnya.
Tak hanya itu, sambungnya, kendala lain juga timbul karena masih tingginya stigma negatif masyarakat terhadap pasien Covid-19. Sehingga, mereka pun berbondong-bondong melaporkan ke kami minta agar pasien yang isolasi mandiri dievakuasi ke Wisma Atlet atau rumah sakit rujukan.
"Padahal melalui berbagai media kita sudah lakukan edukasi , bahwa Covid-19 tidak dapat menular ke satu manusia bila ada proteksi atau kedisiplinan protokol kesehatan," paparnya .
Sebagai garda terdepan penanganan Covid-19, Ayu juga ada merasa khawatir terpapar virus mematikan tersebut. Terlebih pada saat pulang kerumah, dimana ada keluarga menunggu dan harus terlindungi juga.
"Makanya kalau saya kira-kira sudah merasa ada demam sakit saja, sudah langsung memilih dikamar sendiri untuk isolasi . Ya meskipun hanya demam atau flu biasa, proteksi diri tetap saya lakukan untuk menjaga keluarga di rumah," ungkapnya.
Perawat lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini, juga berpesan agar masyarakat tetap waspada tapi jangan berlebihan . Dan perlunya proteksi diri dengan menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan menggunakan masker.
"Selama patuh 3 M (menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan) kita bisa terhindar, dan walau ada saja (terpapar virus) meski kita sudah terapkan 3M karena ini virus tidak terlihat, jadi harus rajin jangan kasih kendor," tegasnya. (deny/tri)