JAKARTA - Kantor Kementerian Huk dan HAM (Kanwilkumham) DKI Jakarta membantah tudingan bahwa 11 narapidana yang dikirim ke Lapas Garut Positif Covid-19.
Mereka menyebut, napi yang dipindahkan dari Lapas Cipinang itu hanya reaktif saat dilakukan rapid test.
Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv PAS) Kanwilkumham DKI, Edi Kurniadi yang membantah hal tersebut. Pasalnya, tak ada narapidana yang dipindahkan dinyatakan positif Covid-19. "Tidak ada yang positif Covid-19, mereka hanya reaktif saat rapid test dan hasilnya negatif ketika swab test," katanya, Rabu (30/9).
Dikatakan Edi, dari hal itu pihaknya menilai tak ada satupun narapidana yang terpapar virus Corona. Sehingga pemindahan yang dilakukan aman dan tak menganggu napi di lapas Garut. "Jadi sampai saat ini aman, dan mereka juga dinyatakan sehat," ungkapnya.
Edi menyebut, dipindahkannya 11 narapidana ke lapas Garut merupakan program dari kanwilkumham DKI. Pasalnya, selain mereka total ada 150 narapidana yang menjalani proses pemindahan.
"150 orang itu semua kasus narkoba, yang dipindahkan ke lapas di wilayah Jawa Barat. Ada yang dikirim ke Lapas Gunung Sindur, Lapas Kelas 1 Cirebon, Banjar dan Garut," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 11 narapidana di Lapas Garut, Jawa Barat, dinyatakan positif Covid-19 setelah dilakukan tes swab. Keseluruhannya merupakan napi pindahan dari Lapas Cipinang, Jakarta Timur.
"Dari hasil rapid test, 9 orang dikembalikan. Kalapas tidak mau ambil risiko, minta ada swab tes pada napi dari Jakarta. Hasilnya 11 positif," kata Bupati Garut Rudy Gunawan, Selasa (29/9) kemarin.
Dikatakan Rudy, dari hasil itu kalapas Garut mengaku akan menyiapkan ruang isolasi bagi napi yang positif Covid-19. Akibatnya, Dinas Kesehatan Garut saat ini langsung melakukan upaya tracing di Lapas Garut. "Ada satu tempat isolasi di bawah pengawasan Dinkes, namun pihaknya tak bisa memberikan fasilitas ruang isolasi bagi napi yang terjangkit," ungkapnya. (Ifand/win)