JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) X tanggal 25 – 28 November 2020. Salah satu agenda, pemilihan Ketua Umum MUI.
Ketua Umum saat ini, KH Ma’ruf Amin, tidak bisa aktif sehubungan tugas negara menjabat Wakil Presiden RI. Munas akan digelar di ballroom Hotel Sultan Jakarta yang berkapasitas 1.000 orang.
Sehubungan suasana pandemi Covid-19, maka MUI pun meminta “fatwa” kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid -19 tentang pelaksanaan Munas X yang sesuai dengan protokol kesehatan.
Terkait itu, MUI menggelar audiensi virtual dengan Ketua Satgas Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo di Jakarta, Jumat (11/9). Dari pihak MUI di acara itu hadir, Sekjen MUI, Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag.
Selain itu, dalam acara telekonferensi tersebut hadir juga Masduki Baidlowi (Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi), Dr. H. Amirsyah Tambunan, MA (Wakil Sekjen MUI), Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si (Wakil Sekjen MUI), Dr. Sodikun, M.Si (Ketua Komisi Seni dan Budaya MUI), KH. Cholil Nafis, Ph.D (Sekretaris Satgas MUI), dan lain-lain. Di jajaran BNPB hadir Deputy 2 Liliek Kurniawan.
Satgas Doni Monardo menanggapi dengan setengah berkelakar, Doni berkata, “ini bukan fatwa ya, tapi, momen Munas MUI bisa kita jadikan role model bagi organisasi-organisasi lain yang hendak mengadakan hajat besar organisasi.”
Doni menegaskan Munas MUI digelar dalam suasana pandemi, maka tak ada tawar-menawar, protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat. Semua peserta, tanpa kecuali, harus memakai masker dan face shield, jaga jarak, dan cuci tangan memakai sabun. "Ruang berkapasitas 1.000 itu, maksimal hanya boleh dihadiri 500 orang, atau sepertiga kapasitas.”
Ketiga, Satgas Covid-19 akan membantu pelaksanaan protokol kesehatannya. Bagi Doni, sukses Munas MUI dengan protokol kesehatan, akan menjadi benchmark bagi organisasi lain saat menggelar acara akbar semacam Munas atau Kongres.
Bantuan yang disiapkan Satgas Covid-19 antara lain dalam bentuk penjemputan delegasi Munas dari dan ke Bandara bagi yang menggunakan pesawat terbang. Lalu penyiapan tes PCR bagi peserta.
"Yang tak kalah penting, menyiapkan fasilitas video-conference berikut penayangan live streaming yang bisa diikuti peserta dan anggota MUI di mana pun berada, baik di Indonesia maupun yang ada di belahan negara lain," kata Doni.
Kepada panitia Munas MUI, Doni tak lupa mengingatkan hal-hal kecil yang terkadang diabaikan, atau tidak terpikirkan. Misalnya, selama pelaksanaan Munas di dalam ruang, peserta tidak diperkenankan makan dan minum. Sebab, itu artinya harus membuka masker. Mekanisme makan bisa diatur sedemikian rupa, sehingga tidak mengakibatkan peserta bergerombol atau berdekat-dekatan satu sama lain.
"Setiap meja harus ada hand sanitizer dan tissue basah. Tiap peserta akan mendapat jatah masker," detail Doni menerangkan. (johara/tri)