Bersama hadapi rintangan. (ilustrasi/arief)

Kopi Pagi

Bersama Hadapi Rintangan

Kamis 10 Sep 2020, 07:00 WIB

Gotong royong adalah budaya bangsa Indonesia yang hidup sejak dulu kala. Bahkan, sering dikatakan gotong royong adalah sari pati dari falsafat bangsa kita.

Dulu, kita kenal gotong royong dalam bidang pertanian seperti ketika menanam dan panen padi. Ketika ada hajatan, bencana atau pun kematian.  Gotong royong seperti ini dilakukan warga sekitar untuk membantu keluarga yang punya hajat atau terkena musibah.

Ada juga gotong  royong yang sifatnya untuk kepentingan umum, misalnya kerja  bakti membersihkan saluran air, membangun lapangan olahraga. Gotong royong dalam aktivitas bersama saling membantu secara fisik,  memang sudah jarang, tetapi bukan berarti tidak ada.

Bahkan, belakangan ini beberapa kelompok masyarakat aksi gotong royong sering terlihat, tentu beda polanya. Mengumpulkan dana untuk membantu tetangga yang sedang tertimpa musibah. Atau bentuk lain dari gotong royong yang belakangan kerap terekpos. Sebab, gotong royong tidak berarti aktivitas bersama secara fisik untuk  kepentingan perorangan, kelompok atau lingkungan.

Gotong royong di era kekinian hendaknya  dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat dalam memberi nilai tambah bagi orang lain atau demi kepentingan umum.

Tentu, partisipasi aktif yang dimaksud bisa berupa bantuan materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan, sumbangan pikiran atau nasihat yang konstruktif. Bahkan, ada yang menerjemahkan berdoa bersama untuk kesembuhan orang lain pun bagian dari aktivitas gotong royong.

Maknanya, suatu aktivitas dapat dikelompokkan sebagai gotong royong, jika dilakukan secara bersama - sama, suka rela, dan tanpa berharap imbalan. Itulah sebabnya gotong royong akan tercipta jika di dalamnya ada kepentingan yang sama, tujuan yang sama, atau terdapat kepedulian yang sama.

Di era sekarang, di saat masyarakat sedang terdesak beragam persoalan sosial ekonomi akibat pandemi, sikap dan perilaku yang mencerminkan kegotong - royongan sangatlah dibutuhkan.

Kita meyakini dengan cara gotong royong, berbagai masalah kehidupan bersama dapat terpecahkan secara mudah dan murah. Telah teruji sejak sebelum negeri ini berdiri, kegiatan gotong royong mampu memberdayakan kehidupan masyarakat. 

Dengan gotong royong akan semakin mudah mengatasi kesulitan, kian menjadikan ringan dalam menghadapi rintangan. Para pendiri negeri ini menempatkan kegotong - royongan pada butir pertama sila kelima falsafat bangsa, tentu bukan tanpa alasan.

Keadilan sosial semakin mudah terwujudkan, bilamana setiap anak negeri bersemangat dan peduli mengembangkan sifat suka rela dan saling membantu. Mengutamakan kebersamaan dengan mengikis sikap ego pribadi. Sebaliknya, menjadikan kebersamaan sebagai esensi perilaku gotong royong sebagaimana ajaran para leluhur. (*).

Tags:
Kopi Pagiharmoko

Guruh Nara Persada

Reporter

Guruh Nara Persada

Editor