AMERIKA - Nama Isabella Guzman mendadak viral di jagat maya. Gadis cantik ini ramai diperbincangkan karena membunuh ibu kandungnya sendiri.
Isabella menghabisi nyawa sang ibunda, Yun Mi Hoy (47), dengan cara menusuk wajah dan leher.
Dilansir dari Daily Mail, Yun Mi Hoy menderita 79 luka bekas tusukan di wajah dan leher. Namun kesaksian di pengadilan menunjukkan bahwa Isabella menikam ibunya itu sebanyak 151 kali di wajah maupun leher.
Bukan hanya itu, Isabella bahkan memukulinya dengan tongkat baseball untuk memastikan bahwa sang ibu benar-benar meninggal dunia.
Usai membunuh, gadis kelahiran 1995 asal Colorado, Amerika Serikat (AS) itu kemudian meletakkan jasad sang ibu di kamar mandi dan berusaha kabur. Namun, polisi berhasil meringkusnya 16 jam setelah ia masuk daftar pencarian orang (DPO).
Peristiwa itu berlangsung ketika Isabella masih 18 tahun. Atas perbuatannya, Isabella disebut-sebut sebagai salah satu sosok perempuan berdarah dingin di dunia.
Kerap Bertengkar
Sebelum pembunuhan sadis itu terjadi, Isabella dan Yun Mi Hoy, diketahui kerap bertengkar, terutama semenjak Yun Mi Hoy menikah lagi. Menurut keterangan aparat setempat, dari hari ke hari Isabella semakin sering melawan ibunya, yang diduga karena kesal ibunya menikah lagi. Ia dianggap semakin mengancam.
Sehari sebelum menikam ibunya, Isabella juga sempat mengirimkan surel (email) kepada ibunya yang isinya "Kau akan menebusnya".
Gangguan Jiwa
Yang mengerikan, ketika disidang di pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Isabella sempat tersenyum ke arah kamera wartawan yang menyorotnya. Fotonya lalu viral di media sosial.
Pengadian Colorado, AS, menyatakan bahwa Isabella Guzman menderita paranoia skizofrenia. Hal itu juga diperkuat keterangan dokter yang merawatnya, dr Richard Pounds. "Dia sering menatap ke ruang hampa, lalu bicara dengan seseorang yang tidak terlihat, dan dia tertawa sendiri," kata dr Richard.
Alhasil pengadilan menyatakan Isabella tidak bersalah dan memutuskan hanya mengirimnya ke Rumah Sakit Pemerintah di Pueblo untuk menjalani perawatan kejiwaan.
Keputusan itu diambil setelah banding atas vonis sebelumnya yang menyatakan bahwa Isabella mengalami gangguan jiwa diterima oleh pengadilan pada Desember 2013 silam.
Keadilan
Sementara itu, George Brauchler, jaksa wilayah yang menangani kasus Isabella mengakui perkara ini terbilang sadis, sehingga wajar bila publik menginginkan pelaku dikenakan hukuman maksimal untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun, ia menambahkan, perlu juga mempertimbangkan soal kesehatan mental pelaku.
"Saya belum pernah melihat orang dengan luka tusuk sebanyak itu. Dia menikamnya lebih dari 150 kali. Jadi, Anda ingin orang itu dimintai pertanggungjawaban," ungkap George Brauchler, seperti dikutip dari The Daily Mail.
“Tetapi sistem (hukum) kita adalah sistem yang tidak hanya sarat dengan hukuman atau penjara, tetapi juga terikat pada keadilan, dan Anda harus melihat komponen ini, yaitu kesehatan mental," imbuhnya.
“Dan ia akan dirawat untuk jangka waktu yang tidak ditentukan,” tuntas Brauchler. (nabila/ys)