GELARAN pilkada serentak tahun 2020 dimulai. Hari ini hingga Minggu (6 Desember) masa pendaftaran bagi bakal calon kepala daerah.
Setelah proses verifikasi, penetapan pasangan calon akan dijadwalkan pada 23 September 2020, dan keesokan harinya diundi penetapan nomor urut.
Pemungutan suara, sesuai jadwal, dilakukan tanggal 6 Desember 2020.
Sebagaimana kita tahu, total daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak sebanyak 270 daerah.
Dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Dari 37 kota yang akan menggelar pilkada, di antaranya Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Ratusan, bahkan ribuan nama bakal calon telah tampil atau ditampilkan oleh para pendukungnya untuk maju sebagai calon kepala daerahnya baik sebagai gubernur, bupati atau walikota.
Pesta demokrasi kali ini memang beda, karena dilaksanakan di tengah situasi pandemi.
Tetapi ada hal penting yang dapat dipetik dari gelaran pilkada kali ini. Sebut saja sikap peduli dari calon kepala daerah terhadap lingkungan sekitarnya.
Kepedulian sosial dapat dijadikan parameter untuk melihat sejauh mana calon kepala daerah memiliki empati kepada warga masyarakat yang sedang dalam kesulitan ekonomi akibat dampak Covid-19.
Adakah tersentuh hati menyaksikan sebagian masyarakat yang terdera masalah. Tak hanya soal ekonomi dan kesehatan, juga masalah pendidikan.
Di sisi lain, di saat sekarang ini pada situasi pandemi yang belum pasti kapan berakhir, dibutuhkan pemimpin yang mampu menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.Terlambat sedikit, masalah kian bertambah. Masalah yang lama belum hilang, problem baru sudah datang.
Di sinilah dibutuhkan calon pemimpin berkualitas.Tak hanya cerdas dalam mengelola masalah, juga punya kreasi dan inovasi dalam merumuskan solusi.
Tidak mudah memang, dan sulit untuk mengukur sejauh mana calon pemimpin yang memiliki kemampuan seperti itu, kecuali sudah teruji sebelumnya. Artinya pernah memiliki pengalaman dalam mengambil beragam kebijakan.
Ini bukan berarti sebagai calon kepala daerah harus memiliki pengalaman. Tak ada keharusan, karena memang bukan kewajiban. Tetapi, pengalaman itu cukup penting bagi setiap orang sebagai bekal, apa pun yang hendak dilakukan, lebih - lebih berniat mengelola sebuah wilayah yang penuh dengan beragam masalah.(*).