ADA kehebohan baru. yaitu timbulnya kecenderungan poliandri di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Ini diungkapkan oleh Menteri Pemberdayaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo.
Mungkin Pak Menteri bingung, jengkel sekaligus geli mendapat laporan pengaduan tentang poliandri tersebut. Sebab biasanya pengaduan yang masuk ke kementerian tersebut adalah kasus-kasus poligami.
Anda tahu poliandri kan? Itu lawan dari poligami. Kalau poligami kan seorang suami menikahi lagi perempuan selain isterinya. Tapi kalau poliandri maksudnya adalah seorang perempuan yang sudah menikah alias sudah bersuami, nikah lagi dengan cowok lain. Jadi suaminya dobel. Walah.
Memang poliandri itu tidak lazim makanya Pak Menteri jadi heboh. Di negara lainpun jarang terdengar kasus poliandri, kok malah terjadi di kalangan ASN kita di negara ini. Jangan-jangan kasus yang sama juga terjadi di luar kalangan ASN alias di kalangan umum tapi tidak terungkap. Saya sendiri tidak tahu soal itu karena belum pernah dilamar oleh perempuan bersuami, ngarep nih hehe.
Kenyataan poliandri di kalangan ASN kita mengungkap adanya perubahan nilai-nilai sosial di kalangan masyarakat kita. Karena belum ada penelitian ilmiah tentang masalah ini, maka kita hanya bisa menduga-duga.
Pertama, boleh jadi nilai agama tentang masalah pernikahan sudah tidak ditaati lagi oleh beberapa perempuan. Kedua, nilai kalayakan juga sudah mulai dilanggar. Artinya, kalau dulu cewek punya suami lebih dari satu dianggap melanggar nilai kepatutan sosial, sekarang hal itu mulai dianggap biasa, setidaknya oleh si pelaku.
Ketiga, beberapa perempuan kita dewasa ini, mungkin hanya di kota-kota besar, sudah merasa lebih mandiri secara ekonomi sehingga merasa boleh untuk menduakan suaminya. Apalagi jika suami pertamanya kurang mampu secara ekonomi.
Keempat, beberapa isteri mungkin merasa kurang mendapat kebahagiaan batin dari suaminya. Karena merasa sudah lebih mandiri secara ekonomi maka dia mencari kebahagiaan batin pada pria lain tanpa merasa risih. Mereka mungkin pikir daripada berzina lebih baik nikah lagi saja. Tentu saja saya tidak tahu apakah alasan zina seperti itu dibenarkan oleh agama?
Kelima, kasus poliandri itu juga menunjukkan bahwa perasaan emansipasi di kalangan wanita meningkat. Pelaku poliandri itu pasti menganggap emangnya cowok doang yang boleh nikah lagi? Gue mampu secara ekonomi dan gue mau nikah lagi kenapa gak boleh?
Apakah ini gejala jaman modern yang kata orang sudah menjelang kiamat? Eh tunggu dulu. Jangan-jangan ketika manusia masih hidup di gua-gua jaman baheula sudah ada praktek poliandri. Lahirnya istilah poliandri itu sendiri telah menunjukkan bahwa di jaman dulupun sudah ada praktek seperti itu.
Jika ini benar maka tidak perlu kita menjadi terlalu kaget mendengar dan melihat gejala tersebut. Artinya Jangan kaget jika tiba-tiba di kantor anda ada wanita ASN teman anda yang sudah bersuami tiba-tiba mengajak anda menikahinya. Mau diterima atau tidak ya? Hehe
(Prof Amir Santoso, Gurubesar FISIP UI; Rektor Universitas Jayabaya, Jakarta).