JAKARTA – Rahman, lelaki paru baya yang usianya sudah setengah abad ini mengaku telah menjadi supir ojol (ojek online) sejak dua tahun lalu.
Sebelum pandemic Covid-19, Rahman mengaku selalu mendapatkan lebih dari 5 penumpang per hari sebelum pandemi.
"Sebelum Corona, mah, saya selalu dapat sehari 5-6 orderan penumpang, neng", ujar Rahman saat ditemui Jumat (28/8/2020)
Rahman mengaku wabah pandemi ini sangat berpengaruh pada pendapatannya sehari-hari. Ayah dua anak ini harus lebih bersabar untuk menunggu penumpang, terutama di kala libur panjang.
"Gak tau ya neng, apa karena libur panjang kali ya jadinya sepi orderan. Orang-orang pada liburan ke luar kota,” imbuhnya.
Ia mengaku bahwa dengan menjadi supir ojol sangat membantu perekonomian keluarga. Rahman dan dua orang anaknya merantau ke Jakarta sejak dua tahun lalu. Sebelumnya ia tinggal di Lampung. Tapi karena satu anaknya masih kuliah, Rahman pun ikut merantau sambil bekerja.
Dalam perjalanan menjadi supir , Rahman mengaku banyak suka duka yang dialaminya. Bahkan, baru saja Rahman mendapat penumpang gelap, sehingga ia harus merugi sebesar 200 ribu rupiah,
"Baru aja kemarin neng, saya narik ojol, pas udah sampe titik lokasi, orangnya ada, tapi dia bilang dia gak pesen. Sampe dia teleponin keluarganya juga gak ada yang pesen bilangnya. Ya udah akhirnya saya batalin aja. Rugi saya 200 ribu, soalnya jaraknya lumayan jauh,” tuturnya
Namun, Rahman menyadari bahwa semua terjadi pasti ada hikmah di baliknya. Harus selalu dijalani dengan sabar. Meski terkadang, sudah keluar dari subuh, namun tetap sepi orderan, harus tetap bersabar, jangan sampe keluar dari jalan-Nya.
"Bapak berpesan sama kamu neng, mumpung masih muda, gali terus potensi diri. Kerja apapun lakuin selagi halal. Jangan pernah gak mau belajar meski udah tua juga. Selagi ada kesempatan dan umur, gali terus", tambahnya dengan semangat. (nada/tri)