BELARUSIA - Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, menjelaskan bahwa Uni Eropa (UE) tidak mengakui hasil pemilu dan meminta Presiden Lukashenko untuk membebaskan ratusan pengunjuk rasa yang telah dipenjara. Selanjutnya, para petinggi UE pun akan memberikan 3 aksi terkait Belarusia.
Pertama, untuk menjatuhkan sanksi termasuk pembekuan aset untuk sejumlah pejabat yang belum diungkapkan yang terlibat dalam dugaan kecurangan pemilu, kebrutalan dan pemenjaraan para pengunjuk rasa. Sanksi pastinya masih diproses.
Kedua, para pemimpin menyetujui bahwa UE mendukung rakyat di jalanan, dan tidak mengakui hasil pemilu Belarusia. Untuk lebih jauh lagi, mereka tidak mengakui otoritas Presiden Lukashenko.
Ketiga, para pemimpin menawarkan bantuan untuk mencoba menengahi dialog antara pemerintah dan oposisi, untuk menemukan cara bagi presiden untuk mundur dan mentransfer kekuasaan secara damai.
Baca juga: Kerusuhan di Belarusia, Presiden Lukashenko Ancam Pecat Pekerja yang Ikut Demo
Selain itu, dukungan keuangan sebanyak € 53 juta (£ 48 juta; $ 63 juta) dari UE ke Belarusia sedang dialihkan dari negara ke organisasi non-pemerintah, dengan sejumlah uang yang dialokasikan untuk membantu para korban kekerasan, serta menyiapkan alternatif untuk organisasi media yang didukung pemerintah.
"Pemilihan yang terjadi di Belarusia berlangsung tidak bebas dan tidak adil," kata Kanselir Jerman Angela Merkel, Rabu (19/8/2020).
Ia juga mengatakan bahwa ia mengutuk kekerasan brutal terhadap para demonstran serta pemenjaraan dan penggunaan kekerasan terhadap ribuan rakyat Belarusia yang terjadi setelah pemilihan lalu. Dia dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menekankan perlunya dialog antara pihak berwenang dan oposisi di Belarus.
Baca juga: Kerusuhuhan Terus Berlanjut, Uni Eropa Tolak Hasil Pilpres Belarusia
Sabtu lalu, Lukashenko mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah berjanji untuk memberikan bantuan jika ada ancaman militer dari luar. Namun sayangnya hal tersebut dibantah oleh Juru Bicara Kremlin.
"Rusia tidak perlu membantu Belarus secara militer untuk saat ini," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Rabu kemarin.
Adanya rencana bantuan oleh pihak Rusia, akan membuat situasi di negara Belarusia semakin rumit.
"Kami telah memperjelas bahwa intervensi militer oleh Rusia akan membuat situasi menjadi jauh lebih rumit," jelas Merkel. (talitha/ys)