JAKARTA – Peningkatan kasus positif Covid-19 pada klaster perkantoran terjadi lantaran tingkat kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan masih kurang baik.
Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Okupasi dr. Nuri Purwito Adi, MSc, Sp.Ok menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan menjadi kunci utama menekan potensi penularan Covid-19 dalam segala aspek termasuk perkantoran.
"Faktor yang menyebabkan penularan di perkantoran adalah pada saat para pekerja abai terhadap protokol kesehatan. Abai terhadap protokol itu dampaknya bisa terjadi penularan,” tegas Nuri melalui ruang dialog digital di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Sabtu (15/8).
Lebih lanjut, Nuri juga menjelaskan bahwa Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) No. HK.01.07-MENKES-328-2020 tentang Panduan Pencegahan Pengendalian COVID-19 di Perkantoran dan Industri.
Adapun hal tersebut wajib diterapkan di setiap sektor perkantoran dan industri pada masa adaptasi kebiasaan baru.
Selanjutnya, Nuri juga berharap para pekerja maupun masyarakat di lingkungan perkantoran dapat memperhatikan risiko terjadinya penularan, seperti mengurangi atau menghidari pertemuan dalam jumlah banyak dan membatasi kehadiran massa maksimal sebanyak 20 orang dalam suatu acara besar.
Pada kesempatan yang sama, Co-founder Fittual Fest Jake Joaquin menyampaikan bahwa saat ini kantor yang ia kelola telah menerapkan protokol kesehatan, seperti terdapat sanitize room, pengecekan dan penerapan sanksi bagi yang melanggar protokol kesehatan, dan telah membawa peralatan ibadah pribadi.
Menurut Jake, upaya untuk memastikan seluruh pekerja agar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan memang masih menjadi tantangan pada masa kebiasaan baru.
Dalam hal ini sikap tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan akan membuat pandemi COVID-19 tidak akan kunjung usai.
Ia menambahkan upaya menekan kasus positif di sektor perkantoran merupakan usaha bersama, seluruh pihak harus bersinergi untuk memutus rantai penularan COVID-19.
Kesehatan harus menjadi prioritas utama walaupun ekonomi tidak boleh diabaikan, keduanya harus seimbang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan saat bekerja. (johara/win)