JAKARTA - Kunjungan Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta ke Museum Al-Qur'an Mushaf Betawi hari ini (14/8) terpaksa ditunda hingga Selasa, (18/8). Penundaan ini dikarenakan rapat yang diadakan Gubernur secara mendadak.
Sebagaimana diketahui, Museum al-Quran Mushaf Betawi didirikan pada 2014 oleh Sidup Damiri (60). Tujuan didirikannya museum ini adalah untuk syiar, dan menambah kecintaan masyarakat terhadap quran, serta mengingat dan melestarikan Budaya Betawi melalui kitab suci yang kekal dimakan zaman.
"Setiap ornamen pada bingkai halaman ini kami buat dengan berbagai Motif Khas Betawi setiap juznya, ada motif salak, motif monas, dan lain sebagainya. Tujuannya, supaya Budaya Betawi kekal karena tersimpan dalam kitab suci, orang gak akan berani membuang, apalagi membakar kitab suci, kan?", jelas Sidup saat ditemui di Museum Al-Quran Mushaf Betawi hari ini (14/8).
Satu bingkai berisi 15 baris ayat suci dengan kaligrafi gaya khat naskhi dibuat dengan ukiran tangan Bapak H. Ahmad Hawi dan Bapak H. Opik. Pada 2018, Mushaf Betawi ini telah ditandatangani oleh Gubernur Anies di Setu Babakan. Segala pendanaan terkait operasional masih berasal dari individu Bapak Sidup. Namun, untuk ke depan harapannya museum ini dapat bekerja sama dengan Pemda.
"Untuk pendanaan kami masih individual mba, dan tempat juga masih di rumah sendiri, untuk sementara ini", ungkap Sidup.
Sebelumnya, Sidup sempat memprakarsai pembuatan quran versi mini yang ada di Walikota. Mushaf tersebut telah dicetak sebanyak 3 ribu eksemplar pada tahun 2000 oleh Pemda.
Dalam pengerjaannya, satu bingkai kaligrafi ini dapat diselesaikan dalam waktu seminggu sekali, dua kali, dan bisa sebulan tiga kali, tergantung mood pembuat dan tingkat kesulitan tulisan. (Nada/fs)