Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat berkunjung ke SMK Negeri 27 Jakarta didampingi Direktur Pendidikan SMK Bakhrun, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana dan Kepala SMK N 27 Jakarta Erni Mawarni.

Nasional

Lulusan SMK Memiliki Peluang Sukses yang Tak Kalah Besar

Selasa 11 Agu 2020, 22:11 WIB

JAKARTA-Sekolah di SMA favorit saat ini  bukanlah satu-satunya cara mendorong anak untuk menjadi orang sukses. Pasalnya belajar  di SMK yang sesuai dengan passion anak juga berpeluang untuk meraih sukses yang tak kalah besar.

“Kita perlu sadarkan orangtua bahwa sukses itu tidak harus masuk SMA favorit. Anak yang sekolah di SMK jika jurusannya sesuai passion, justeru memiliki kesempatan untuk maju pesat,” kata Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat berkunjung ke SMK Negeri 27 Jakarta, Selasa (11/8/2020).

Dalam kesempatan tersebut ikut mendampingi Direktur Pendidikan SMK Bakhrun, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana dan Kepala SMK N 27 Jakarta Erni Mawarni.

Menurut Wikan, ada dua hal penting mengapa anak SMK memiliki peluang untuk sukses lebih besar. Pertama, sekolah dengan passion yang sesuai dengan anak, akan membuat anak dapat menikmati setiap proses pendidikan yang berlangsung. Jika anak dapat menikmati proses pendidikan, tentu ini akan membuat anak jauh lebih berbahagia.

“Kalau anak bahagia dengan pilihan sekolahnya, pilihan jurusannya, pasti anak akan total mengikuti pendidikan tersebut,” lanjut Wikan.

Alasan kedua adalah bahwa saat ini, sekolah vokasi sudah melakukan pernikahan atau link and match dengan dunia industri. Dengan demikian, kurikulum dan materi pembelajarannya sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan di dunia kerja.

“Jadi ada keterlibatan dunia industri dalam penyusunan kurikulum dan materi ajar SMK. Kalau sudah begini, pasti lulusan SMK mudah untuk mendapatkan pekerjaan,” tukas Wikan.

Karena itu ke depan, pihaknya akan terus melakukan kampanye besar-besaran terhadap SMK dan pendidikan tinggi vokasi. Tujuannya merayu orangtua agar mau menyekolahkan anak-anaknya ke SMK. Dengan cara demikian diharapkan SMK tidak lagi menjadi pilihan terakhir anak dalam melanjutkan pendidikan menengahnya.

Diakui Wikan, saat ini SMK masih menjadi pendidikan ‘kelas 2’, menjadi pilihan terakhir anak ketika ditolak masuk SMA. Input siswa yang masuk SMK juga didominasi masyarakat kelas menengah ke bawah. Hal tersebut terjadi karena imej lulusan SMK hanya bisa menjadi tukang, masih melekat pada cara pandang dan cara berpikir masyarakat.

“Lha kalau menjadi tukang tapi tukang professional, mengapa tidak? Misalnya tukang las di dasar lautan yang kini banyak dicari industri perkapalan. Penghasilan tukang las di dalam air sangat menjanjikan,” jelas Wikan.

Sementara itu Direktur Pendidikan SMK Bakrun mengatakan teaching industri yang dilakukan SMK telah membuat SMK menjadi lebih produktif. SMK-SMK tersebut kini telah menjadi BLU (Badan Layanan Umum) dengan penghasilan yang luar biasa.

Sebagai contoh adalah SMK N 27 Jakarta yang kini mampu menghasilkan Rp3,5 miliar per tahun. Dengan statusnya dengan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), SMKN 27 Jakarta memiliki kebebasan untuk mengelola uang atau penghasilan yang diperolehnya dari kegiatan industri.

Di DKI Jakarta, sudah ada 3 SMK yang berstatus sebagai BLUD yakni SMK 27, SMKN 57 dan SMKN 36. Targetnya hingga akhir tahun 2020 ini ada 20 SMK di DKI Jakarta yang berstatus BLUD.

Selain DKI Jakarta, Propinsi Jawa Timur juga mencatat SMK yang sudah berstatus BLUD. “Di Jawa Timur sudah ada 20 SMK, di DI Yogyakarta sedang kita siapkan 5 SMK, Lampung sedang mencoba untuk 10 SMK dan Banga Belitung ingin semua SMK menjadi BLUD,” tutup Bakrun.(*/fs)

 
Tags:
Lulusan SMKMemiliki peluang sukses yang tak kalah besarposkotaposkota.co.id

Reporter

Administrator

Editor