ANGKA penularan Covid-19 di DKI Jakarta dari hari ke hari terus meningkat. Pelonjakan tajam terjadi pada Sabtu 8 Agustus 2020, di mana penambahan kasus positif mencapai 721 orang. Angka ini tertinggi sepanjang lima bulan sejak virus corona mewabah di Jakarta. Angka ini juga melampaui jumlah kasus di Jawa Timur yang semula tertinggi di Indonesia.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap fluktuasi penularan pandemi Covid-19. Salah satu faktor yang mendongkrak angka penularan adalah perilaku warga. Kepedulian warga masih rendah dalam menjalankan protokol kesehatan. Masih banyak warga yang menganggap pandemi Covid-19 tidak menakutkan. Padahal ribuan orang meninggal dunia, termasuk 74 dokter dan puluhan perawat.
Presiden Joko Widodo berkali-kali mengingatkan warga untuk mematuhi protokol kesehatan. Pintu pertama pencegahan penularan virus corona adalah memakai masker ketika keluar rumah. Tetapi realitanya masih banyak warga yang tidak peduli akan kesehatan diri sendiri maupun orang lain.
Masyarakat Ibukota harusnya menyadari bahwa Jakarta masih dalam situasi berbahaya. Karena tingginya positivity rate atau rasio antara jumlah orang yang positif dengan total jumlah tes, melebihi batas aman yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia, WHO (World Health Organization).
Menekan angka penularan, Gugus Tugas di tingkat RT/RW perlu digiatkan dan bukan hanya di wilayah yang terdampak saja. Pembentukan kader Covid-19 di tiap keluarga, juga perlu segera direalisasi guna mendorong kesadaran warga akan pentingnya menegakkan protokol kesehatan.
Pemerintah baik melalui Kementerian Kesehatan maupun Gugus Tugas Pusat, selalu memberi edukasi kepada masyarakat tentang penularan virus corona dan pencegahannya. Jadi, kunci dari cepat atau lambatnya penanganan Covid-19 ada di tangan masyarakat sendiri.
Bila Gugus Tugas tingkat RT/RW aktif mengingatkan warga supaya displin menjalankan protokol kesehatan ‘3 M’, laju penularan Covid-19 bisa ditekan, krisis kesehatan bisa diatasi dan krisis ekonomi segera berlalu. **