JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban ledakan di Port of Beirut (Pelabuhan Beirut) pada Selasa (4/8/2020) malam waktu setempat.
Seperti dikutip Arabnews, akibat ledakan tersebut sebanyak 73 orang tewas, dan ribuan orang luka. Selain itu, ledakan itu mengakibatkan gedung dan perkantoran di sekitarnya rusak parah akibat ledakan yang besar tersebut.
"Sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan. Sumber awal menyampaikan analisa bahwa ledakan terjadi di salah satu hanggar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan," kata Hajriyanto dalam pesan Whatsapp, Rabu (5/8/2020) pagi.
Ia menambahkan berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 di antaranya Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
"KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WAG dan melalui simpul-simpul WNI. Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman," kata Hajriyanto.
Selain itu, menurut dia, KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI.
"Ada seorang WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman," Hajriyanto menerangkan.
Seperti dikutip Arabnews, akibat ledakan itu seperti mengingatkan mereka akan ledakan bom nuklir.
“Apa yang terjadi adalah seperti ledakan Hiroshima dan Nagasaki. Tidak ada yang tersisa," kata gubernur Beirut Marwan Abboud setelah memeriksa tempat ledakan.
Rumah sakit di kota itu dipenuhi korban yang terluka, dan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat dalam semalam karena skala penuh dari bencana itu menjadi jelas. (johara/ys)