Odon, penjual janur atau kulit ketupat. (yono)

Jakarta

Tak Terganggu Corona, Penjualan Janur di Sekitar Pasar Palmerah Tetap Normal

Rabu 29 Jul 2020, 08:15 WIB

JANUR biasanya banyak diburu masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha untuk dibuat ketupat. Namun di sekitar Pasar Palmerah, Jakarta Barat, penjualan janur tidak pernah mengenal musim atau waktu.

Setiap hari selalu ramai dengan orang yang mencari janur, termasuk kulit jetupat dan dekorasi atau penjor. Deretan kios beratapkan terpal di pinggir jalan setiap harinya selalu menyediakan janur.

Odon (60), penjual janur mengaku sudah menekuni pekerjaannya sejak tahun 2000-an. Janurnya atau daun kelapa yang masih muda didatangkan dari Serang, Banten. ”Hampir semua yang jualan janur di sini orang Serang,” ujarnya, saat berbincang dengan Poskota.co.id, Selasa (28/7/2020), di kawasan Palmerah, Jakarta Barat.

Odon mengaku pandemi virus corona atau Covid19 tidak berpengaruh bagi penjualan Janur. Setiap harinya selalu ada yang membeli, mulai dari pedagang ketupat sayur, ketoprak, sate padang dan semacamnya. Belum lagi kalau menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha biasanya pembelinya juga semakin banyak.

Ia menuturkan, setiap harinya bisa menjual ribuan buah kulit ketupat dengan harga Rp150 ribu per kantong isi 200 buah kulit ketupat. “Harga bisa naik, kalau mau Lebaran harga bisa Rp200 ribu-Rp250 ribu per kantong, tapi kalau hari biasa Rp100 ribu-Rp150 ribu per kantong,” tuturnya.

Selain ketupat, ia juga menjual penjor, dekorasi janur yang biasa dipakai untuk pesta pernikahan. Ada yang kecil, ada pula yang besar, termasuk juga umbul-umbul untuk penanda lokasi pesta pernikahan. “Harganya Rp70 ribu- Rp300 ribu, lengkap dengan batang bambu untuk memasangnya,” ucap Odon.

Selain itu, pada bulan tertentu yang disebut sebagai ‘bulan baik’ untuk mengadakan hajatan, dirinya kebanjiran pesanan. “Tergantung juga, bulannya baik tanggal muda atau tanggal tua,” katanya.

Menurut Odon, tempatnya berjualan adalah sentra dekorasi janur terbesar di Jakarta. “Ada juga di Kebayoran dan Tanah Abang, tapi tak sebesar di sini,” ujar Odon.

Usahanyapun nyaris tak pernah tutup meski sudah larut malam maupun hari libur. “Soalnya saya tinggal di sini (tempat jualan), pulang seminggu sekali ke Serang,” katanya. (yono/ta/ys)

Tags:
serialposkotaposkota.co.idIdul Adha di Tengah Pandemi Covid-19coronaPalmerahjakarta-baratIdul Adha

Reporter

Administrator

Editor