JAKARTA - Koordinator Wilayah (Korwil) II Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Dian Patria mengungkapkan, beratnya risiko bertugas sebagai penegak hukum di lembaga antirasuah. Berbagai intimidasi dan teror baik serangan secara psikis hingga mistis pernah dialami.
"Dalam perjalanannya, tim Korwil tak bisa menghindari teror, intimidasi, dan ancaman yang pernah mereka temui. Ancaman fisik dari kelompok preman, bahkan hingga ancaman berbau mistis juga ditemui," ungkap Dian seperti dilansir situs resmi KPK, dalam laporan berbentuk portable document format (pdf).
Dian pun mengaku sempat menerima ancaman mistis saat bertugas memantau di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, 2017 silam.
Ancaman mistis itu, katanya, sampai mencelakakan dirinya. Dian mengaku dibuat sesak napas usai memantau di Jatiluhur.
"Meski begitu, saya tetap melanjutkan tugas dengan mengunjungi daerah Kalimantan Timur untuk meninjau ke sejumlah area tambang yang memiliki IUP non-'clear and clean' dan habis masa berlakunya," paparnya.
Ditambahkan, di sela-sela tugasnya di Kaltim, Dian menyempatkan berobat di rumah sakit setempat. Dokter menyatakan bahwa ada cairan di jantung dan paru-paru Dian. Sehingga ia diwajibkan harus dirawat di ruang ICU selama 2 pekan dan bertahan dengan bantuan ventilator.
"Dari sejumlah dokter yang menanganinya, tidak ada satupun yang dapat menjelaskan penyakit yang sebenarnya menjangkiti tubuh Dian," tulisnya.
Meski begitu, Pegawai KPK tersebut enggan mengira-ngira kalau penyakit yang dialaminya setelah bertugas di Jatiluhur adalah hasil santet atau guna-guna.
"Semua tantangan dan ancaman akan tegar dihadapi, demi mendorong perbaikan di seluruh pelosok negeri. Tujuannya, menutup celah korupsi sekecil apapun, hingga mewujudkan Indonesia yang sejahtera tanpa korupsi," imbuh Dian. (adji/ys)