Mardani Ali Sera. (rizal)

Nasional

Kemunduran Demokrasi, Pilkada Lawan Kotak Kosong

Selasa 28 Jul 2020, 19:28 WIB

JAKARTA -  Pesta demokrasi dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 9 Desember mendatang, kalau tidak waspada, maka akan melahirkan  kandidat calon kepala daerah instan. Tentu akan berbahaya sekiranya terpilih menjadi kepala daerah.
 
Konyataan itu  dapat mengakibatkan kemunduran pembangunan di daerah yang dipimpinnya kelak, akibat minim pengalaman dalam hal urusan publik.  Demikian disampaikan  Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera pada diskusi forum legislasi DPR, Selasa (28/7/2020). 
 
"Dinasti dalam politik ancamannya ya itu, yakni terpilihnya kandidat instan sebagai kepala daerah. Bagaimana hasilnya ketika orang-orang yang tidak punya pengalaman mengurusi urusan publik menjadi kepala daerah. Tentunya beresiko  akan mundurnya pembangunan di daerah yang dipimpin," katanya.
 
Politisi PKS itu mengatakan ancaman dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 hampir terjadi di seluruh Provinsi yang daerah kabupaten/kotanya melaksanakan Pilkada serentak. Bukan hanya sekedar daerah yang diikuti anak para petinggi negara  saja.
 
"Banyak daerah bukan hanya Solo saja, hampir di setiap provinsi ada daerah yang pada Pilkada serentak mendatang itu terdapat calon terkesan dinasti politik. Contoh suaminya saat ini Bupati, Pilkada 9 Desember mendatang istrinya yang maju jadi calon Bupati. Ini fenomena Pilkada kita sekarang," ungkapnya.
 
Untuk itu diharapkan nya, pada Pilkada serentak mendatang masyarakat bersikap cerdas dalam memilih Kepala daerah nya. Dengan mewaspadai para kandidat instan yang minim pengalaman dalam hal urusan publik. 
 
"Kepala daerah itu pimpinan daerah yang mengurusi semua masalah daerahnya. Jadi seharusnya perlu diwaspadai para kandidat instan yang minim pengalaman mengurusi urusan publik," ucapnya.
 
Mardali menekankan, jika Pilkada mendatang ada kendidat melawan kotak kosong, sama saja dengan kemunduran demokrasi. "Masa sih demokrasi melawan kotak kosong. Sama saja kemunduran dalam berdemokrasi. Sebab, masyarakat tidak mempunyai pilihan. Selain itu, tidak ada kompetisi, yakni melahiran gagasan, konsep dan pemikiran dalam membangun," ucapnya. (rizal/fs)
 
 
Tags:
Kemunduran demokrasiPilkada lawan kotak kosongposkotaposkota.co.id

Reporter

Administrator

Editor