JAKARTA – Salah satu penjual hewan kurban sekaligus tim dari Lapak hewan kurban 'Bandar Ettawa', Ahmad Hilal, menyebut, dirinya terjun menjadi penjual hewan kurban lantaran memang suka berternak kambing.
Ia bersama beberapa temannya yang tergabung di 'Bandar Ettawa' ini akhirnya memutuskan untuk menjual hewan korban pada 2013 silam. Di salah satu tanah kosong di Jalan Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur, pria berusia 40 tahun itu membangun lapak penjualan hewan kurban tiap tahunnya.
"Saya sama teman-teman memang penghobi kambing besar, terus akhirnya jualan hewan korban. Sudah tujuh tahun dan tempatnya memang selalu di sini," ujar Ahamdi ditemui di lapaknya, Minggu (26/7/2020).
Meskipun berjualan hewan kurban di tengah pandemi Covid-19, namun ia mengaku tetap laris manis. Tahun ini ia berhasil menjual kambing sebanyak 1.300 ekor dan sapi sebanyak 150 ekor.
Menurutnya, jumlah tersebut tak jauh berbeda dengan jumlah hewan kurban yang terjual tahun-tahun sebelumnya. Di mana tiap tahun ia dan teman-temannya bisa menjual hingga 1.500 ekor kambing. Adapun kambing yang dijual merupakan kambing biasa dan kambing etawa.
"Alhamdulillah engga terlalu berpengaruh. Karena sampai hari ini sudah 1.300 kambing dan 150an sapi terjual. Dijualnya ke Jabodetabek, Solo empat ekor, ke Palembang ada juga beberapa ekor," sambungnya.
Selama tujuh tahun berjualan hewan kurban, Ia pun mengaku tak terlalu merasakan duka akibat usahanya itu. Pasalnya, Ia menjalankan usahanya itu demi membantu warga lainnya yang hendak berkurban.
"Engga, karena di bandar etawa itu mottonya selain ada faedah juga ada fadilah. Semua engga ada ruginya karena kita niatnya mau membantu orang yang ingin berkurban," kata Ahmad.
Namun Ia mengaku sedih apabila ada hewan kurban yang mati. Entah karena sakit atau mati di perjalanan. Meski begitu, kata Ahmad, hal tersebut sangat wajar terjadi.
"Dukanya paling kalau pas pelanggan kecewa, hewannya mati, sakit. Itu duka. Cuma kalau kambing mati pasti ada apa. Ini kan hewan hidup kita engga bisa menjamin," ucapnya.
"Karena dari pengiriman pasti ada. Resikonya jualan ini (hewan kurban) ya itu. Biasanya karena perjalanan jauh kan capek ya hewannya. Karena kalau cuma flu gitu ada obatnya," imbuhnya.
Meskipun begitu, dia lebih merasakan kebahagiaan saat menjalani usaha hewan kurban tersebut. Alasannya, Ia senang bisa membantu orang yamg ingin berkurban dengan mencarikan dan menyediakan hewan kurban yang layak dan sehat kepada para pembeli.
"Melihat pelanggan puas dengan kambing yang dibeli di sini. Terus kita liat kambing kambing besar dikumpulkan di sini. Itu tuh bikin saya senang," seru Ahmad.
Ahmad mengatakan, hewan kurban yang ada dilapaknya tersebut berasal dari Jawa Timur. Harga kambing bervariasi, mulai dari Rp. 2.250.000 hingga Rp25 juta, tergantung berat kambing dan jenis kambing. (firda/tri)