BERDIRI sejak enam tahun silam, Kedai Mie Jengkang, di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, menawarkan olahan mie instan dengan rasa gurih dan pedas yang bisa menggoyang lidah.
Indah, pemilik Kedai Mie Jengkang mengaku semula, membuat mie instan pedas untuk dirinya sendiri. Tetapi begitu keponakannya mencoba, dan dikatakan enak, bahkan sang keponakan mempromosikan ke teman-temannya, perempuan ini pun akhirnya menjual masakannya tersebut.
Mie goreng khas Kedai Mie Jengkang. (firda)
Sekitar 2014 silam, Kedai Mie Jengkang dibuka dengan memanfaatkan teras di rumah untuk tempat usahanya.Sebagai menu utamanya adalah mie instan dengan berbagai tingkat kepedasan.
Mie Jengkang merupakan perpaduan antara mie instan dengan sejumlah bumbu-bumbu dan pastinya cabe yang membuat semakin pedas.
“Dulu itu saya buka warung gitu, jual minuman es, sama camilan. Tapi anak-anak kayaknya lama-lama bosan. Terus saya buat mie gaul namanya, itu mie instan terus dikasih potongan cabe, mie pedes gitu. Ternyata banyak yang suka,” ujar Indah ditemui di kedai miliknya, Gang SD, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, kemarin.
“Karena saya pikir anak-anak suka nih mie pedas. Daripada potongan cabe, kenapa enggak saya blender aja cabenya itu dengan bumbu-bumbu lain,” sambungnya.
Indah, pemilik Kedai Mie Jengkang. (firda)
Tingkat kepedasan Mie Jengkang mulai dari level 1, level 1/2, level 1/4, level -1/4 dan level 0. Namun dikatakan, level -1/4 disebut level kurang dari seperempat, bukan minus seperempat.
“Awalnya kita enggak pakai level kepedasan. Cuma ada pedas atau sedang. Nah kalau pedas itu 4 sendok makan munjung. 4 sendok makan itu di level pedas sekali. Yang makan bilang kepedesan, diturunin jadi 2 sendok makan,” terang Indah.
“Kalau pedas 2 sendok makan, kalau sedang jadi 1 sendok makan. Nah karena ada yang kepedasan juga, diturunin jadi 1/4. Kenapa -1/4 sama 0 pedasan -1/4 karena dibacanya bukan minus tapi kurang dari seperempat. Masih kepedasan juga kita kasih level 0. Dari situ akhirnya ada level-level kepedasan ini,” sambungnya.
Menurutnya dari semua tingkat kepedasan, paling nikmat menyantap Mie Jengkang dengan kepedasan level 1/4. Alasannya, rasa pedas dan gurih dari rempah-rempah masih cukup terasa. Sehingga tak hanya sensasi pedas saja yang mereka dapatkan.
“Kalau level satu itu karena pedas jadi makan terburu-buru, enggak nikmatin. Rasanya juga sudah cabe semua gitu kan,” ucapnya. Perempuan 39 tahun ini mengungkapkan, makna ‘Jengkang’ pada kedainya itu bukan merujuk pada reaksi pengunjung setelah mencoba mie pedas buatannya. Melainkan singkatan dari kata ‘Ajeng dan Akang’.
“Biar laki laki dan perempuan bisa menikmati. Dari kata Ajeng dan Akang, bahasa Sunda. Jengnya itu dari kata Ajeng dan Kang dari kata Akang. Kalau Jeng aja laki-laki enggak bisa nikmatin. Jadi dibikin Jengkang, ajeng dan akang,” jelas Indah.
Setelah enam tahun membuka usaha kulinernya, kini semakin banyak pelanggan yang berdatangan. Tak hanya dari Jakarta, namun juga dari Bogor, Bandung dan juga Karawang, datang ke kedainya untuk mencoba sensasi pedas dari Mie Jengkang.
“Ada yang dari Bandung, Bogor, Jawa Barat, Jogja juga ada. Kebetulan karena suami banyak teman yang di luar kota, jadi banyak temannya mampir ke sini untuk makan. Tapi paling banyak (pelanggan) dari Jawa Barat, yang enggak terlalu jauh dari Jakarta,” pungkas Indah. (firda/ta/ys)