JAKARTA - Pendemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memberikan penawaran pensiun dini kepada jajaran karyawan sebagai bagian strategi untuk bertahan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya menempuh sejumlah inisiatif untuk bertahan. Maskapai milik negara itu menawarkan program pensiun dini kepada karyawan dengan usia di atas 45 tahun.
“Sampai saat ini sudah 400 orang bersedia secara sukarela,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Selasa (14/7/2020).
Irfan mengungkapkan ada beberapa alasan karyawan mengambil program pensiun dini. Beberapa di antaranya karena faktor kesehatan, beberapa kerena lelah bekerja, dan beberapa mengambil pilihan di luar Garuda Indonesia.
Dana Talangan
Selain itu, dalam RDP, PT Garuda Indonesia juga mengusulkan Dana Talangan sebesar Rp8,5 triliun yang diberikan pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berbentuk Mandatory Convertible Bonds (MCB).
Irfan Setiaputra mengatakan demikian karena sudah berdiskusi dengan pemegang saham. Irfan menerangkan, mekanismenya pemerintah atau PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai standby buyer.
“Kenapa MCB? karena kami ingin memastikan bahwa manajemen juga melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menjaga keberlangsungan usaha bukan semata-mata mengandalkan Dana Talangan,” ujarnya.
Utang
Irfan juga menyampaikan, total saldo Utang Usaha beserta Pinjaman perseroan per 1 Juli 2020 mencapai USD2,2 miliar atau Rp31,9 triliun.
“Saldo Utang Usaha dan Pinjaman bank total 1 Juli 2020 2,2 miliar dolar AS,” kata Irfan.
Irfan merincikan USD2,2 miliar itu diantaranya USD905 juta Pinjaman jangka pendek dan USD645 juta Pinjaman jangka panjang perseroan.
“Dari 645 juta dolar AS ada Pinjaman sukuk 500 juta dolar AS yang sudah kita negosiasi dan extend (perpanjang) selama tiga tahun yang seharusnya jatuh tempo 3 Juni 2020, menjadi 3 Juni 2023,” tuturnya.
Sementara itu, untuk arus kas (cash flow) yang tersisa di perusahaan hanya 14,5 juta dolar AS atau Rp210 miliar. Untuk itu, Irfan selain menegosiasi pinjaman yang jatuh tempo juga merestrukturisasi sewa Pesawat untuk menurunkan harga Pesawat. (rizal/tri)