INDONESIA surganya menyelam. Negara kepulauan ini memiliki lebih dari 700 spot diving dan snorkeling alias selam permukaan. Sebut saja misalnya, Pulau Sonegat, Keraka, Syahrir Batu Kapal, Hatta, serta Pulau Ai, semuanya sulit diucapkan dengan kata-kata.
”Sederhananya, wonderful! Penuh pesona,” guman Herri Abriantoro.
Perairan Indonesia disebut sebagai corral triangle, pusat kehidupan berbagai mahluk laut. Mulai fauna-fauna unik dan langka hingga beragam jenis ikan ada di negara yang memiliki 17.000 pulau tersebut.
Seperti di Tulamben, sebelah timur Pulau Bali. Untuk tiba di destiniasi selam ini, butuh dua jam perjalanan dari Sanur, Bali. Kapal karam yang terdapat di dasarnya disebut-sebut sebagai spot menyelam paling mudah dijangkau di dunia.
”Sementara spot coral garden sangat populer di kalangan snorkeling. Dari permukaan laut saja, Anda sudah bisa melihat berbagai anemon, anglefish dan ikan bayan yang berenang-renang di kedalaman 5-20 meter,” katanya.
Baca juga: Diving Dianggap Hobi Mahal, OYE Selam Indonesia: Siapa Bilang? Yuk Gabung
Bagi Anda yang menyukai tantangan dengan adernalin berdegub-degub, dapat menyelam di Teluk Tomini Gorontalo. Saat menyelam, Anda bisa melihat berbagai jenis ikan. Mulai ikan selar, paus, hiu paus, lumba-lumba hidung botol, lumba-lumba risso, serta ikan blubelly blenny yang dianggap endemik Teluk Tomini Gorontalo. Selain itu Anda juga dapat melihat spons (bunga karang) ‘Salvador Dali’.
“Nama ini diperoleh karena kontur dan bentuk spons yang unik, seperti gaya surealis pelukis kelas dunia, Salvador Dali,” timpal Om Ajie, anggota komunitas OYE.
RATUSAN TERUMBU
Selain ikan, ada juga 500 jenis terumbu karang keras yang bentuknya bervariasi. Dalam sehari, Om Ajie bisa diving di tiga sampai empat lokasi karena semua berdekatan.
“Saya sering bawa tamu ke sini sejak 2002. Bagi saya Gorontalo adalah tempat nyaman bagi diving,” kata Om Ajie yang berbisnis jasa pemandu selam.
Baca juga: OYE Selam Indonesia, Bantu Cari Korban Pesawat Jatuh
Bagi Om Ajie terlalu singkat tiga kali diving di kawsan ini. Masih banyak spot yang belum terselami. Mengobatinya cukup membayangkan menatap udara laut, suara gelembung udara, hening di kedalaman dan hangatnya matahari. Namun, dia percaya dan bersyukur besok-besok akan memberi jalan untuk kembali ke sana. (deny/iw)