JANGAN macem-macem di ruang publik, kini CCTV. Mas Lingga, 34, bawa masuk bini tetangga saat bininya keluar. Nggak tahunya CCTV lupa dimatikan, sehingga ketika istri pulang jadi tahu rekaman seperti apa yang terjadi dalam rumah. Tak tahan dikhianati cintanya, Ratih, 29, mengugat cerai suaminya yang celamitan.
Sekarang kamera pengintai yang namanya CCTV, sudah di mana-mana, dari setip perempatan jalan raya, pertokoan. Maka jangan macem-macemlah jadi orang, bakal terekam kamera dan urusan jadi panjang. Misalkan ganggu bini tetangga, maka justru istri sendiri yang terpental dari rumah, karena tak mau makan hati punya suami celamitan.
Mas Lingga warga Surabaya ini tahu persis di rumahnya pasang CCTV, sejak dari halaman rumah, sampai masuk ruang tamu, semua ada kamera rahasia yang mengintai perilaku suaminya. Maklum di kompleks rumahnya banyak orang jadi maling di siang bolong. Padahal pada akhirnya, justru Mas Lingga sendirilah yang jadi malingnya.
Dalam usia belum kepala 4, semangat Mas Lingga sebagai kolektor istri ternyata masih ada. Maka karena tak tega untuk main enam kaki, sosok wanita yang sedang mengharu-biru perasaannya itu direkennya seperti es lilin saja. Sebentar dilomot, sebentar ditaruh lagi. Untung wanita yang jadi mitra kencan itu bukan es lilin, sehingga meski dilomot berulangkali tidak sampai cair tinggal gagangnya doang.
Wanita penggoda iman itu adalah Ny. Dewi, tetangga dekat rumah. Sebetulnya inisiatip pertama datang dari pihak wanita itu sendiri, rupanya dia tertarik berat pada suami Ratih ini. Dasar Mas Lingga ini lelaki celamitan, rejeki tak sengaja itu langsung saja disambarnya. Wih…., ternyata gurih juga coy, ya akhirnya lanjuuut……
Mas Lingga mengencani Dewi di rumahnya, ketika suaminya tak ada. Tapi karena ingin suasa baru, sekali waktu ketika istrinya tak ada di rumah, jutru Dewi di eksekusi di rumah sendiri. Katanya, rasanya demikian special, sungguh sensasiomal. Jika pinjam istilah almarhum Bondan Winarno, rasanya tak sekedar maknyusss tapi nendang juga.
Tapi ada hal yang lupa. Ketika dia menggelandang Dewi ke dalam rumahnya, dia lupa mematikan CCTV. Wahasil, ketika dia mengajak masuk Dewi ke dalam, sejak di halaman rumah, masuk ke ruang tamu, semua terekam. Gambar itu baru hilang ketika masuk ke dalam kamar.
Nah, ketika Ratih pulang dari bepergian dan melihat rekaman CCTV, kagetlah dia di situ ada gambar Dewi blusukan masuk ke dalam rumahnya. Tahulah sudah apa yang terjadi, sehingga gambar itu ditunjukkan pada suami. Langsung pucetlah Mas Lingga, presis terdakwa divonis mati karena kejahatannya.
Sebenarnya Lingga sudah minta maaf, tapi Ratih tak bisa melupakan rasa sakit hatinya. Ketimbang urusan satu “garan uyuh” dibuat rebutan ke sana kemari, mendingan dia mengalah saja. Artinya, hari itu juga dia ke Pengadilan Agama Surabaya untuk menggugat cerai suaminya.
Lingga ternyaya kepanjangan peduli sama tetangga. (JPNN/Gunarso TS)