BAGI masyarakat Kemayoran, Jakarta Pusat khususnya dan Jakarta pada umumnya, pasti mengetahui Jiung atau dipanggil H. Ung. Nama itu sampai saat ini tetap melegenda, bahkan diabadikan menjadi nama Jembatan dan Jalan Jiung atau H. Ung di kawasan Kemayoran.
Tapi tak banyak yang mengetahui jejak sejarah Jiung, jawara Betawi yang amat ditakuti Belanda. Jiung adalah kakek dari seniman legendaris Benyamin Sueb. Dia adalah salah satu tokoh masyarakat Kemayoran yang sangat disegani pada zamannya.
Wahyudi, cicit dari H. Ung yang juga ponakan Benyamin Sueb mengatakan Kakek Buyutnya merupakan seorang jawara Betawi yang sangat ditakuti dan disegani kawan maupun lawannya terutama pada masa penjajahan Belanda.
“Waktu itu Kakek buyut saya selain pinter silat juga punya kemampuan ilmu bela diri yang cukup tinggi yakni bisa terbang. Makanya karena kesaktiannya ini tentara Belanda takut, bukan hanya itu kawan maupun lawannyapun juga pada segan,” kata Wahyudi, Selasa (7/7/2020).
Menurut Wahyudi, berkat jasa Kakek Buyutnya yang sangat luar biasa dan bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, Namanya diabadikan sebagai jembatan dan Jalan Jiung di Kemayoran..
“Kakek Buyut saya ini selain pinter bela diri juga ngaji dan menjadi guru spiritual, muridnya juga banyak. Bahkan saat ini tempat yang biasa untuk melatih anak-anak silat dan ngaji waktu itu diwakafkan untuk kepeluan agama, hiburan dan keperluan agama lainnya,” imbuhya.
PRINSIP HIDUP
Dikatakan, H. Ung berpesan agar dalam mendidik anak-anak dan cucunya, diminta memiliki prinsip hidup seperti “..Jangan tamak dan serakah.” dan “..Hidup harus apa adanya,”. Bahkan pelajaran hidup yang diberikannya, saampai saat ini masih diterapkan di keluarga besar Haji Ung. “Tetap sederhana, welas asih kepada siapapun juga,” ujar Wahyudi.
Sementara itu tokoh masyarakat Kemayoran, Tejo menambahkan, meski keluarganya sangat terpandang di wilayah Kemayoran, namun mereka tetap santun kepada warga masyarakat. Bahkan cucu maupun buyut H.Ung hidupnya tetap sederhana meski kakeknya orang paling disegani masa itu.
“Saya sangat kenal cucu maupun buyut H. Ung mereka tetap hidup sederhana dan bersahaja meski nama kakeknya sangat terkenal. Saya melihat memang seluruh keluarga ini diajarkan seperti itu semua,” terang Tejo.
Menurutnya H. Ung merupakan salah satu pahlawan nasional yang ikut berjuang mempertahankan Indonesia dari tangan penjajah. Selain itu beliau juga seorang Jawara Betawi yang sangat ditakuti dan disegani kawan maupun lawannya. (wandi/ta)