Tugu pembatas Kampung Siluman Bongkot dan Siluman Ujung.

Bekasi

Kampung Siluman, Tempat Pejuang ‘Menghilang’ Saat Dikejar Belanda

Senin 06 Jul 2020, 12:30 WIB

KAMPUNG Siluman. Menilik dari namanya, terbayang sebuah kampung yang angker dan menyeramkan. Faktanya, daerah ini justru sangat asri, sejuk dan warganya ramah. Konon, kampung ini dulunya tempat pahlawan pejuang kemerdekaan menghilang bak siluman saat dikejar-kejar Belanda.

Suasana asri dan sejuk hingga keramahan para warganya, menjadi salah satu gambaran dari kampung yang terbentang seluas hampir 448 hektar di wilayah kelurahan Wanajaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Gambaran itu sangat jauh berbeda dengan anggapan banyak orang yang pernah mendengar nama Kampung Siluman di wilayah tersebut.

Keramahan dari para warga bahkan sudah terlihat sejak Poskota.co.id mengunjungi wilayah tersebut. Selain itu, kondisi asri sangat terasa saat Poskota.co.id mulai menyusuri Kampung Siluman yang terletak antara Gedung Juang Tambun hingga Tempat Pemakaman Umum (TPU) Wanajaya. Hal itu sungguh jauh berbeda dengan anggapan banyak orang yang kerap menyebut Kampung Siluman, terkesan angker.

Dari rasa penasaran tersebut, Poskota.co.id akhirnya bertemu dengan H. Panjang (85) yang dianggap sebagai sesepuh di Kampung Siluman. Saat ditanya mengenai asal-usul dinamakannya Kampung Siluman, H Panjang pun bercerita.

SEJAK ZAMAN BELANDA

Ia mengaku penamaan Kampung Siluman sudah ada sebelum zaman penjajahan Belanda, sebelum ia mendiami wilayah tersebut. “Sebelum engkong ke sini, namanya (Kampung Siluman) emang sudah ada,” ungkapnya.

“Kalau ditanya kenapa dinamain Kampung Siluman mah itu panjang banget dan macam-macam ceritanya. Ada ceritanya sebelum Belanda datang ke sini, ada juga ceritanya saat zaman penjajahan Belanda datang ke sini. Kalau dulu mah namanya Kompeni. Tapi kalau cerita yang pastinya, engkong mah nggak tahu pasti. Pokoknya sebelum engkong datang ke sini, namanya emang udah Kampung Siluman,” jelasnya.

H. Panjang yang menyebut dirinya Engkong, lantas menceritakan berbagai versi tentang asal-usul nama Kampung Siluman yang pernah ia dengar dari orang-orang yang sudah lebih dulu menempati wilayah tersebut.

Sebelum kedatangan para penjajah Belanda alias Kompeni di wilayah tersebut, Kampung tersebut banyak dihuni oleh para jawara atau pendekar silat yang dijuluki ‘siluman macan’, ‘siluman ular’, dan sebagainya.

Wilayah tersebut kerap dijadikan arena uji tanding para jawara untuk menguji ilmu kanuragan yang mereka miliki. “Dulunya ada cerita kaya gitu.

Kampung ini jadi tempat berkumpulnya jawara-jawara yang punya elmu tinggi. Mulai dari siluman macan, siluman ular, pokonya macam-macam lah. Akhirnya Kampung ini dinamain Kampung Siluman,” kenang pria yang sudah memiliki belasan cicit tersebut

Selain cerita tersebut, cerita lainnya juga pernah didengar H. Panjang setelah kompeni datang di wilayah tersebut. Di masa penjajahan Belanda, konon Kampung Siluman yang dahulu hutan, menjadi tempat favorit bagi para pejuang untuk melarikan diri setelah terdesak tentara kompeni. Mereka biasanya mundur selangkah dari markas yang saat itu berdiri di Gedung Juang Tambun.

Di saat melarikan diri ke wilayah hutan yang saat ini disebut Kampung Siluman itulah para tentara Belanda sulit menemukan para pejuang Indonesia. “Iya kalau ada pejuang ke sini yang lari ke sini karena dikejar-kejar kompeni, mereka tiba-tiba ngilang dan gak bisa ditemukan. Padahal mereka masih ada si sekitar sini, gak kemana-mana. Tapi kompeni gak bisa lihat. Dari situlah muncul cerita Kampung Siluman,” jelasnya.

BISA MENGHILANG

Kedua cerita tersebut juga diamini H. Na’im (87) yang juga dianggap sebagai sesepuh di Kampung Siluman. “Mana yang benar, engkong mah gak tau. Yang pasti cerita-cerita itu mang udah jadi turun temurun buat warga di sini,” kata H. N’aim yang juga menjelaskan bahwa dahulu Kampung Siluman terbagi menjadi dua wilayah.

Pertama, adalah Siluman Bongkot yang terletak antara Gedung Juang Tambun hingga ke kantor Desa Wanajaya. Kedua, Siluman Ujung yang terletak antara Kantor Desa hingga TPU Wanajaya. Perbatasan kedua wilayah tersebut ditandai dengan adanya tugu yang terletak tepat di perempatan kantor Desa Wanajaya.

Cerita dari kedua sesepuh di Kampung Siluman tersebut, turun temurun menjadi sejarah bagi anak cucu dan gereasi berikutnya yang mendiami kampung tersebut. Yang pasti, Kampung Siluman jauh dari kata menyeramkan seperti yang anggapan banyak orang selama ini.

Meski telah banyak perumahan yang dibangun di wilayah tersebut, Kampung Siluman selalu punya cara untuk menjaga kelestarian alam dan budaya sendiri di tengah pesatnya teknologi saat ini. (junius/bi)

Tags:
serialposkotaposkota.co.idKampung SilumanTempat PejuangWanajayaTambun Selatankabupaten-bekasiSejak Zaman Belanda

Reporter

Administrator

Editor