Oleh Harmoko
SERING dikatakan di balik kesulitan terdapat kemudahan. Di balik kegagalan terdapat kesuksesan dan di balik tantangan terdapat peluang.Tak ubahnya di balik hal negatif, terdapat yang positif. Di balik keburukan terdapat kebaikan.
Yang diperlukan adalah kemampuan kita menangkap dan mencermati tantangan, kemudian mencarikan jalan keluarnya sehingga yang sulit menjadi mudah, yang gagal menjadi sukses. Lebih - lebih, mengubah tantangan menjadi peluang.
Itulah sebabnya orang bijak mengajarkan bahwa perbedaan antara tantangan dan peluang terletak pada bagaimana kita menyikapi.
Bagaimana kita memandangnya dan munculnya keyakinan diri bahwa dalam kehidupan akan selalu ada kesulitan dalam setiap kesempatan dan selalu ada kesempatan dalam setiap kesulitan.
Kita dapat memahami, secara alami setiap orang ingin memanjakan diri hidup tanpa hambatan dan tantangan. Perjalanan hidupnya mulus – mulus saja, tanpa direpoti dengan kesulitan atau pun problema yang menyertainya.
Tetapi ingat! Hidup sewajarnya memiliki tujuan yang dalam mencapainya tentu harus melewati beragam liku, di antaranya hambatan dan tantangan.
Bahkan, tantangan acap dicari. Mengapa? Karena tantangan akan memompa semangat dan kesungguhan untuk terus bergerak melakukan perubahan.
Tokoh-tokoh hebat dunia, baik ilmuwan, negarawan, olahragawan, politikus, pengusaha, dan siapapun juga meraih sukses karena adanya tantangan yang dihadapi.
Tantangan acap berada di hadapannya, dan di lingkungan sekitarnya.
Mereka menjadi hebat dan unggul karena ada pesaing dan mampu menghadapi persaingan.
Tanpa pesaing, apa pun atau siapapun tidak akan menjadi hebat. Maknanya, orang yang cenderung menghindari persaingan, dapat diduga akan biasa – biasa saja.
Itulah sebabnya, suasana penuh tantangan disebut juga karunia. Karena tantangan akan memacu semangat untuk bekerja maksimal dan berupaya sungguh – sungguh.
Agama apa pun mengajarkan agar kita senantiasa bersungguh – sungguh dalam ucapan, sikap dan perbuatan, termasuk ketika berusaha atau berikhtiar mencapai tujuan. Begitu pun ketika menghadapi beragam problema di tengah pandemi Covid – 19 seperti sekarang ini.
Pandemi sebagai tantangan yang harus kita hadapi, tantangan yang harus kita ubah menjadi peluang guna meraih kemajuan di segala bidang kehidupan bangsa. Di dalamnya ada kesehatan masyarakat, sosial ekonomi, sosial budaya, sosial politik dan keamanan. Itulah tujuan negeri ini didirikan.
Tak berlebihan sekiranya upaya sungguh – sungguh untuk mencapai tujuan bangsa, sudah dipesankan oleh para leluhur kita yang terkristal melalui butir – butir falsafah bangsa.
Butir ke - 11 sila kelima falsafah bangsa, secara tegas mengajak anak bangsa untuk jangan segan, apalagi takut melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Lantas bagaimana mengubah tantangan menjadi peluang? Jawabnya cukup beragam. Tetapi yang utama adalah bagaimana kita menyikapi seperti dikatakan banyak para ahli.
Yang pertama adalah memahami tantangan yang terjadi. Kita perlu berpikir positif bahwa tantangan bukanlah penghambat, tetapi tahapan menuju keberhasilan, maka harus dihadapi.
Yang kedua, percaya diri bahwa tantangan itu bisa dihadapi dengan kemampuan yang kita miliki. Keyakinan menjadi penting agar sebesar apa pun tantangan dapat ditaklukkan.
Yang ketiga, urai dari hal kecil. Tantangan memang cukup beragam boleh jadi kompleks. Karenanya harus mulai mengurai dari hal yang paling sederhana. Ibarat mendaki gunung, kita tapaki dari yang paling bawah, baru menuju puncak.
Jika terpeleset atau jatuh dalam pendakian bukanlah kegagalan. Kita mesti bangkit, berpikir sejenak mencari setapak jalan dan segera bertindak, mendaki lagi.
Pepatah mengatakan “ Dua hal yang menyebabkan kegagalan. Pertama, berpikir tapi tanpa pernah bertindak. Dan kedua, bertindak tanpa pernah berpikir.” ( *).