SALING peduli, berbagi, dan tolong menolong sangat dibutuhkan dalam situasi apa pun, lebih - lebih di tengah pandemi Covid -19.
Kita memahami, dampak virus Corona sangat dirasakan bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Cukup banyak yang menjadi korban PHK akibat perusahaan tempatnya bekerja berhenti produksi.
Tak sedikit pula warga yang makin rentan akibat tidak lagi memiliki penghasilan tetap. Jumlah warga yang berubah status menjadi prasejahtera kian bertambah.
Dalam kondisi yang demikian diperlukan kepedulian untuk saling membantu satu sama lain. Yang mampu membantu yang kurang beruntung, yang berlebih membantu yang kekurangan.
Kita meyakini sikap dan kepedulian semacam ini masih menjadi jati diri bangsa kita. Terbukti, banyak kelompok masyarakat yang tergerak hati membantu mereka yang perlu bantuan. Ini tentu didasari adanya sikap saling tolong menolong yang sudah menjadi karakter bangsa kita sejak zaman dulu.
Tak berlebihan sekiranya Presiden Joko Widodo menyebut bahwa bangsa kita adalah bangsa pemenang dalam menghadapi setiap tantangan yang menghadang.
Apa yang dikatakan Presiden sudah teruji dengan semangat persatuan dan kesatuan, berbasil mengusir penjajah untuk menuju pintu gerbang kemerdekaan hingga kini.
Kita sadar, tantangan ke depan tidaklah ringan. Bahkan, semakin berat akibat pandemi. Tak hanya Indonesia, sedikitnya 215 negara mengalami hal yang sama seperti negeri kita.
Masyarakat dunia kini juga berjuang dan bekerja keras untuk mampu mengendalikan pandemi dan memulihkan perekonomiannya.
Menyonsong "New Normal" diperlukan semangat membangun, kerja keras dan kreativitas dari seluruh elemen bangsa, tak hanya elit politik, pejabat, pengusaha, juga warga masyarakat.
Kita harus optimis masa sulit dapat kita hadapi karena kita memiliki jati sebagai bangsa pejuang, bangsa yang kuat dan tangguh menghadap beragam tantangan.