DALAM waktu dekat Presiden Jokowi akan memberlakukan “New Normal” di sejumlah kota, terutama DKI Jakarta. Agaknya pemerintah mau meniru Jepang, yang telah cabut kondisi darurat. Sukseskah? Disiplin rakyat kita kalah jauh dengan “Saudara Tua”.
Dalam menangani Covid-19, pemerintah Jepang mirip-mirip dengan Indonesia. Tidak menerapkan lockdown total, tapi cukup status darurat di sejumlah kota, yakni: Tokyo, Kanagawa, Chiba, Saitama, dan Hokkaido di utara. Pertimbangannya juga sama, rakyat aman, ekonomi juga lumayan jalan.
Dengan jumlah penduduk Jepang 126,5 juta, yang terpapar Corona sekitar 16.600-an, sedangkan yang tewas tercatat 850-an. Berkat disiplin rakyatnya, dari 10.000 pasien yang dirawat, kini tinggal 2.000-an. Oleh karena itu PM Jepang Shinzo Abe sejak 25 Mei kemarin mencabut status darurat di 5 kota.
Agaknya Indonesia juga “terilhami” oleh kebijakan “Saudara Tua”. Dalam waktu dekat sekitar awal Juni, DKI Jakarta, Sumbar, Gorontalo dan Jabar akan diberlakukan “New Normal”. Para pelaku usaha semacam mal-mal dan hotel dibolehkan buka lagi. Tapi ya itu, harus tetap taat pada protokol kesehatan.
“New Normal” sesungguhnya adalah, pola hidup baru untuk menyikapi Covid-19. Kita tidak perlu takut, tapi jangan pula ceroboh menghadapinya. Istilahnya Presiden Jokowi, berdamai dengan Covid-19. Anggap saja teman bersama sembari menunggu ditemukannya vaksin penangkal atau pembasminya.
Jepang berani mencabut status darurat, karena tren Covid-19 terus menurun. Sedangkan Indonesia, trennya masih terus meningkat. Lihat laporan dr Akhmad Yurianto kemarin sore, jumlah pasien positif menjadi 23.165 orang, sementara yang meninggal –bukan wafat lho ya– 1.418 orang.
Disiplin orang Jepang dibandingkan dengan orang Indonesia, nyata benar bedanya. Di negeri Bunga Sakura, apa yang diatur oleh pemerintah ditaati dengan baik oleh rakyatnya. Sedangkan di Indonesia, adanya aturan justru untuk dilanggar. Sebab bangsa kita ini jika disuruh seperti dilarang, jika dilarang seperti disuruh. Meski harus taat pada protokol kesehatan nyatanya pada dilanggar.
Pelonggaran PSBB sudah sangat mencemaskan, ditambah “New Normal”, semakin mencemaskan lagi. Banyak kalangan yang mengkhawatirkan ini akan menjadi serangan Covid-19 gelombang kedua. Maunya pola hidup baru, tapi salah-salah malah masuk ke alam baru alias berhenti jadi orang! (gunarso ts)