Kawasan Kali Besar, Jakarta Barat, setelah direvitalisasi. (firda)

Jakarta

Kota Tua Bersolek Bak Istana Eropa

Minggu 17 Mei 2020, 09:00 WIB

JAKARTA - Kali Besar di Kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, pasca direvitalisasi kini cantik dan menarik. Melepas penat di akhir pekan, warga bisa berwisata gratis di wilayah ini. Tentu setelah virus corona berlalu dan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir. 

Sepanjang kali tampak lebih bersih dan tertata. Di sisi Kanan dan Kiri ditanami bunga. Belum lagi bangunan kuno berarsitektur Belanda, seakan memanjakan mata para pengunjung.

Dari pantauan Poskota.co.id, Sabtu (16/5/2020), di kawasan Kali Besar jalur pejalan kaki atau pedestrian begitu luas dan bersih, sehingga membuat nyaman bagi pejalan kaki. Lampu penerangan umum yang artistik dan pohon kelapa berjejer di pinggiran kali menambah keindahan Kawasan.

Sementara di tengah Kali Besar, terdapat area terapung seperti wisata sungai di Eropa. Sayangnya area ini belum bisa dimanfaatkan karena masih ditutup. Selain itu, juga terdapat jembatan kayu yang kokoh dan luas. Bahkan di pinggirannya  juga terdapat beberapa patung yang dapat dijadikan objek untuk berfoto.

BIUS WISATAWAN 

Kali Besar yang telah direvitalisasi tersebut, menjadi salah satu daya tarik yang membius pengunjung atau wisatawan baik asing maupun domestik. Setiap akhir pekan atau hari libur nasional, Kawasan tersebut selalu dipenuhi oleh masyarakat yang ingin berekreasi.

Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua, Dedi Tarmizi mengatakan, revitalisasi terakhir yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta penataan Kali Besar yang berakhir Juli 2018. Saat ini Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tengah membahas untuk program-program selanjutnya berkaitan dengan kelanjutan proyek revitalisasi Kota Tua.

"Tapi yang sudah pasti, ke depan sedang diprogram. Artinya banyak macam (yang dibahas), masalah pedestrian, saluran, kaki-5, pedagang, transportasi, lalu lintas. Ya semuanya," ujar Dedi ketika dihubungi, Sabtu (16/5/2020).

Salah satu yang tengah dibahas, kata Dedi adalah perihal transportasi yang terintegrasi dengan Kota Tua. Di mana nantinya, tidak hanya Transjakarta dan kereta rel listrik (KRL) yang dapat terhubung langsung ke kawasan Kota Tua, tetapi juga Moda Raya Transportasi (MRT).

"Dari Dishub sedang memproses penataan Stasiun Jakarta Kota. Kemudian mereka akan memberlakukan low emisien zona atau zona emisi rendah sekitar di daerah Kota Tua," lanjut Dedi.

Rencananya, transportasi di kawasan Kota Tua juga akan terhubung dengan sejumlah destinasi lainnya.  Seperti kawasan Pekojan, kawasan Pecinan, Glodok dan kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Hal ini untuk memudahkan para wisatawan untuk berpindah dari satu lokasi destinasi ke lokasi lainnya.

"Sudah pasti. Mau dihubungkan  semua. Jadi itu yang sedang diproses. Ke Museum Bahari, ke Pekojan, supaya connecting dan hidup semua. Itu bentuk integrasinya. Itu sedang bertahap," jelas Kepala UPK Kota Tua.

Program lainnya yang tengah dalam pembahasan adalah soal pedagang kaki-5 yang biasanya menjajakan barang dagangannya di kawasan Kota Tua. Mereka akan ditempatkan di satu lokasi agar kawasan Kota Tua lebih tertib dan rapi.

"Para pedagang dipindah ke lokbin (lokasi binaan) Kota Intan. Tapi belum dipindahkan, masih berproses," paparnya.

Ditegaskan Dedi, proyek revitalisasi ini masih terus berjalan. Upaya-upaya lanjutan untuk membenahi kawasan Kota Tua pun masih dalam pembahasan.

"Artinya, tahap 1 sudah tahap 2 berikutnya. Tapi secara umum, secara garis besar, itu yang akan mereka lakukan," tandasnya. (firda/ta/ruh)
 

Tags:
kota tuaKali BesarPemprov DKI Jakartaistanaposkotaposkota.co.idWisata

Guruh Nara Persada

Reporter

Administrator

Editor